JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Alhamdulillah, Anak Desa Lemahbang Kecamatan Kismantoro Wonogiri Berangkat ke Sekolah atau Bekerja Tak Lagi Seberangi Sungai Nglarangan

Jembatan
Pembangunan jembatan penghubung di atas Sungai Nglarangan Desa Lemahbang Kecamatan Kismantoro Wonogiri. Dok. Kodim 0728
ย ย ย 

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabar menggembirakan bagi warga Desa Lemahbang Kecamatan Kismantoro Wonogiri. Pasalnya mereka dalam waktu dekat tidak akan lagi harus menyeberangi sungai Nglarangan saat berangkat ke sekolah atau bekerja.

Ini menyusul segera dibangunnya jembatan penghubung antar dusun. Jembatan tersebut melintang di atas sungai Nglarangan desa setempat. Sungai itulah yang selama ini mereka seberangi saat berangkat sekolah atau bekerja.

Pembangunan jembatan penghubung itu merupakan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung tahap III 2021 Kodim 0728 Wonogiri. Sasaran fisik TMMD dilaksanakan di Desa Lemahbang, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri. Pembangunan jembatan di desa itu berdampak pada sektor pendidikan, perekonomian hingga pertanian warga.

Kepala Desa (Kades) Lemahbang, Sugito, mengatakan, jembatan itu dibangun di kawasan sungai yang menghubungkan Dusun Lemahbang dengan Dusun Sambeng, Desa Lemahbang. Jembatan itu nantinya diharapkan mampu memberi manfaat di sektor pendidikan dan ekonomi.

“Sebelum ada jembatan, anak SD dari Sambeng yang akan ke sekolah Lemahbang harus jalan kaki menyebrangi sungai. Saat musim hujan, jalan itu tidak bisa dilalui karena luapan air,” ujar dia di sela pembukaan TMMD di komplek Setda Wonogiri, Rabu (15/9/2021).

Baca Juga :  Mulai 2024 Anggota DPRD Tak Boleh Ikut Studi Banding Lagi

Sehingga, saat musim penghujan para pelajar harus melewati jalan lain atau memutar sejauh 1,5 kilometer yang masih satu wilayah desa. Para pelajar SD di Dusun Sambeng sekolah di SDN 1 Lemahbang dan SDN 2 Lemahbang.

“Sudah ada jalan, tapi hanya bisa untuk sepeda motor. Bisa dilalui saat air surut atau kemarau saja, musim hujan tidak bisa. Itu sungai besar, satu-satunya di Lemahbang, namanya Sungai Nglarangan,” kata Kades.

Selain sektor pendidikan, jembatan itu juga berdampak positif di bidang ekonomi. Petani di sana mengangkut hasil panen pertanian menggunakan sepeda motor melalui sungai. Bahkan, sebagian masih jalan kaki dengan cara digendong atau dipikul.

“Kalau hujan ya mereka tidak bisa lewat jalan itu. Dengan jembatan nanti, mereka bisa lancar mengangkut hasil pertanian, baik musim hujan maupun musim kemarau. Jadi lebih cepat,” ungkap dia.

Selain fisik, kegiatan non fisik yang dilakukan pada TMMD di Lemahbang yakni pengarahan wawasan kebangsanan, penanggulangan stunting dan geguguran. Dan masih akan diupayakan penyuluhan lalu lintas, pelayanan administrasi Disdukcapil dan pajak kendaraan bermotor dari Samsat.

Baca Juga :  Jumlah Kasus Kejahatan Selama Maret 2024, Perzinahan Mendominasi

Ia mengatakan, jembatan itu mempunyai panjang 18 meter, sepanjang 15 meter cor beton dan tiga meter cor melengkung. Sedangkan lebar dan tinggi jembatan empat meter. Saat ini progres pembangunan mencapai 40%. Karena sudah dilakukan pra TMMD sejak 23 Agustus 2021.

Lebih jauh Sugito menjelaskan, ada dua warganya yang secara sukarela menghibahkan tanahnya agar bisa dilalui setelah pembangunan jembatan selesai. Warga yang menghibahkan tanah yakni Sardi, dengan luas tanah sekitar 70 meter dan Samidi, sekitar 45 meter. Keduanya warga Dusun Sambeng RT 2 RW 5.

“Gotong-royong warga luar biasa. Selain ikut membangun, lalu siang menyediakan makan, pagi dan sore memberi snack. Itu bentuk antusias atas keinginan masyarakat yang mendambakan jembatan itu sejak lama,” kata Sugito.

Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, mengatakan anggaran pembangunan jambatan itu berasal dari Pemprov Jateng sebesar Rp251 juta, Pemkab Wonogiri Rp452 juta dan swadaya masyarakat Rp30 juta. Aris

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com