JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Bupati Sragen Blak-Blakan Nggak Happy, Instalasi OG Rp 6,4 M di RSUD Molor Parah. Dinantikan Saat Situasi Gawat, Baru Selesai Ketika Kondisi Landai

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat meresmikan instalasi Oxygen Generator (OG) di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Jumat (17/9/2021). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati tak dapat menyembunyikan kekecewaan atas pengadaan instalasi Oxygen Generator atau generator oksigen di RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen (RSSP) atau RSUD Sragen.

Pasalnya, target tiga pekan selesai di bulan Juli yang dijanjikan pihak rekanan untuk pengadaan alat senilai Rp 6,431 miliar itu ternyata molor hingga tiga bulan.

Molornya proyek fantastis yang didanai dari anggaran BLUD RSSP itu seolah menghilangkan urgensi alat yang sebenarnya dibutuhkan saat puncak Covid-19 di bulan Juli lalu.

Kekecewaan Bupati terungkap saat sambutan maupun ketika diwawancara wartawan di sela peresmian instalasi itu, Jumat (17/9/2021).

“Sebenarnya penyedia sudah saya tekan betul. Pada saat itu (Bulan Juli) saya bilang kerjakan dan selesaikan dalam waktu tiga minggu. Itu jawabannya siap di depan. Tapi baru hari ini baru selesai. Saya nggak happy (senang) pokoknya,” ujar Bupati diwawancara wartawan.

Bupati menguraikan kehadiran instalasi yang tiga bulan baru selesai itu akhirnya menjadi kurang mendesak ketika situasi Covid-19 Sragen sudah melandai saat ini.

Saat ini Sragen sudah memasuki PPKM level 3 dan angka penambahan kasus serta kematian pasien juga sudah mengalami penurunan signifikan.

Padahal, pengajuan alat itu sempat mendapat pertanyaan dari DPRD soal urgensinya. Ia bahkan berargumen bahwa alat itu penting di bulan Juli saat kasus Covid-19 Sragen mencapai titik kulminasi.

”Teman-teman di DPRD pun bakal akan tanya, penting nggak ini. Saya tegaskan penting. Karena saya perlu persetujuan Ketua DPRD untuk membeli ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri

Lebih lanjut, Bupati Yuni menyampaikan dari penjelasan rekanan, keterlambatan terjadi karena ada komponen yang harus didatangkan dari luar negeri.

Pengiriman spare part itu sedikit terhambat saat era pandemi yang membuat mobilitas terganggu akibat PPKM. Meski demikian, hal itu tetap tak bisa menghapus kekecewaannya.

“Meski ini dibuat dalam negeri tapi ada komponen krusial yang harus didatangkan dari luar negeri. Karena era pandemi, pengiriman agak terhambat sehingga datangnya terlambat. Saya nggak happy pokoknya,” ujarnya.

Direktur Utama RSSP, Didik Haryanto mengatakan instalasi itu sangat penting di saat penanganan Covid-19 mencapai beban puncak pada bulan Juli lalu.

Peralatan itu berfungsi menghasilkan oksigen dengan kapasitas 120 tabung ukuran 6 meter kubik. Menurutnya ada potensi penghematan ketika beban kebutuhan oksigen untuk pasien memuncak.

“Ketika di puncak itu butuh 3000 meter kubik oksigen, sementara kita hanya disuplai 2000 meter kubik, masih ada kekurangan 1000 meter kubik, kita bisa manfaatkan itu,” ujarnya.

Ia menggambarkan ketika oksigen liquid sudah menunjukkan angka 500, saat itu akan terjadi masalah pada pasien-pasien di ICU. Beberapa peralatan di ICU juga membutuhkan tekanan tinggi yang bisa dipenuhi dengan instalasi tersebut.

“Jadi kita hitung untuk kebutuhan pasien di ICU 18 tabung, untuk pasien di luar ICU sekitar 2 tabung. Alat ini memang luar biasa ini khusus untuk Covid-19,” ujarnya.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Sementara terkait urgensi instalasi itu, Didik menyebut alat itu sebenarnya sudah dipasang sejak 23 Juli. Namun ada beberapa komponen yang harus menunggu dari luar negeri.

Ia mengaku masih bersyukur mesin tersebut saat ini bisa dimanfaatkan. Diakuinya, kebijakan membeli alat tersebut memang diajukan awal bulan Juli di mana menjadi puncak kasus Covid-19 dan terjadi kelangkaan oksigen di Sragen.

”Inilah yang mendasari pembelian itu. Sehingga kami mengajukan nota dinas ke bupati dan disetujui kemudian ditindaklanjuti kita memberitahukan ke ketua DPRD dan mendapatkan dukungan Kajari. Kita konsultasi ke beliau dari kejaksaan dan Kapolres. Saat Pengadaan degan proses e katalog produk proses dilakukan 23 Juli dihadiri pak Kapolres,” katanya.

Sementara, sebagai perbandingan, pada bulan Juli 2021, jumlah kasus Covid-19 Sragen meroket gila-gilaan dengan angka kematian di RSUD Sragen yang cukup tinggi.

Anggota DPRD Provinsi Jateng dari PDIP, Untung Wibowo Sukowati mengungkap selama sebulan itu, jumlah pasien positif yang dirawat di RSUD Sragen mencapai 400 lebih dengan kematian 222 orang dalam sebulan.

“Itu data yang kami peroleh dari Dirut RSUD Sragen. Begitu dahsyatnya, Covid-19 di Bulan Juli itu,” katanya saat reses di Gondang beberapa waktu lalu.

Sementara, pada bulan September ini, angka kasus Covid-19 Sragen sudah melandai dengan tambahan kasus positif harian tak lebih dari 15 kasus. Kemudian angka kematian juga hanya satu dua dan tidak setiap hari ada kematian. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com