BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM ––Pengurus Dukuh Blendangan, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman melakukan Studi Banding ke Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.
Studi banding masyarakat Dukuh Blendangan tersebut didampingi Susilo Nugroho salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sleman.
Dalam acara studi banding tersebut, rombongan Dukuh Blendangan yang di koordinatori Kadus Blendangan Suro Widiyono didampingi Nugroho Susilo anggota DPRD Kabupaten Sleman disambut Kepala Desa Tawangsari Yayuk Tutik Supriyanti.
Pada kesempatan itu, Suro Widiyono selaku Kadus Blendangan mengatakan bahwa pihaknya ingin mengetahui tentang bagaimana kiat-kiat pemerintah Desa Tawangsari dan BUMDes Tawangsari dalam melakukan pemberdayaan masyarakat dan meraih bantuan dan program Corporate Sosial Responsible (CSR) maupun program dari Kementerian.
Terobosan bagaimana yang sudah dilakukan Desa Tawangsari dapat menjadi referensi bagi Dukuh Blendangan kedepannya,” terang Suro Widiyono.
Sebaliknya, Susilo Nugroho selaku wakil rakyat Kabupaten Sleman yang mendampingi Kadus Blendangan juga menanyakan tentang kiat membangun keberlanjutan program yang sudah dilakukan masyarakat Tawangsari.
“Selama ini, di tempat kami biasanya pasca program selesai dilakukan, maka selesai sudah kegiatannya. Sehingga setelah selesai kegiatan, maka selesai aktivitasnya dan tidak ada keberlanjutannya meskipun saat pelaksanaan program selalu menuai prestasi. Lantas, bagaimana cara menjaga keberlanjutan (sustainable) program pemberdayaan masyarakat di Desa Tawangsari selama ini?,” demikian pertanyaan Susilo Nugroho anggota DPRD Kabupaten Sleman.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Kepala Desa Tawangsari Yayuk Tutik Supriyanti mengatakan bahwa dirinya selama ini mengawali dengan membuat Sosial Mapping Desa Tawangsari terlebih dulu sebagai acuan dalam menjalankan programnya.
Sosial Mapping sebagai dasar utama program yang berdasarkan potensi Desa Tawangsari. Selanjutnya, dibuat skala prioritas utama program pembangunan desa Tawangsari berdasarkan kehendak rakyat.
Dari sinilah, program yang sudah dilakukan coba disandingkan dengan program CSR perusahaan atau BUMN atau dari program Kementerian nasional, sehingga bisa seiring sejalan.
“Strategi inilah yang membuat desa Tawangsari selama ini mendapatkan banyak support dari berbagai pihak,” terang Kepala Desa Tawangsari.
Di samping itu, dalam pemberdayaan masyarakat Desa Tawangsari, ia mengilustrasikan bahwa pemimpin juga harus memberikan contoh dan teladan dengan memberikan solusi langsung kepada kelompok binaannya.
“Kelompok binaannya perlu dilakukan manajemen Pengelolaan yang baik melalui satu koordinasi yang baik, yakni melalui BUMDes Tawangsari,” terang Kepala Desa Tawangsari.
Setelah selesai kegiatan diskusi, acara dilanjutkan dengan keliling daerah binaan BUMDes Tawangsari, yakni UMKM Karak, Batik Difabel Srikandi Patra dan produksi Susu Lembu Andini Tawangsari. Rombongan Dukuh Blendangan bersama anggota DPRD Kabupaten Sleman banyak yang belanja produk lokal desa Tawangsari melalui pembayaran digital untuk mengawali Desa Tawangsari sebagai Desa Digital.(ASA)