JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melawat ke Jepang dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia.
Dalam kunjungannya kali ini, salah satu pokok pembahasan yang menjadi catatan adalah masalah biaya proyek MRT.
“Pada proyek MRT Fase 2, masih ada permasalahan pada harga penawaran yang terlalu tinggi dari kontraktor Jepang,” ungkap Budi Karya, sebagaimana dikutip dari tempo.co, Minggu (5/9/2021).
Pembangunan proyek yang sudah diwacanakan sejak tahun 80an ini digadang-gadang akan menjadi solusi dari kemacetan Ibu Kota.
Setelah bertahun-tahun menjadi wacana, tahap konstruksi fase pertama baru dimulai pada tahun 2013 dan resmi beroperasi pada tahun 2019.
Setelah fase pertama selesai, pembangunan dilanjutkan ke fase kedua. Proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2 membentang sepanjang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat.
Fase 2 sendiri dibagi menjadi 2 tahap, yaitu Fase 2A dan Fase 2B.
Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer.
Sedangkan Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Barat dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer.
Pada fase kedua, biaya yang dianggarkan melonjak hingga tiga kali lipat dari dari fase pertama. Biaya investasi fase pertama adalah Rp 1 triliun per kilometer, sedangkan fase kedua dianggarkan sebesar Rp 3 triliun per kilometer.
Fase 2A direncanakan akan selesai pada tahun 2027. Namun permasalahan biaya dikhawatirkan akan menimbulkan keterlambatan penyelesaian proyek.
Kunjungan Menhub ke Jepang kali ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Budi Karya menginginkan pembangunan infrastruktur transportasi seperti MRT bisa cepat selesai sehingga proyek-proyek yang lain tidak tertunda.
Apabila proyek MRT ini sukses, maka bukan mimpi lagi bila permasalahan kemacetan di Jakarta akan teratasi. Mobilitas masyarakat akan lebih efektif dan efisien. Grahita Narasetya
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















