![IMG_20210903_173132_copy_1280x969](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/09/IMG_20210903_173132_copy_1280x969.jpg?resize=640%2C485&ssl=1)
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak 11 sekolah di Kabupaten Sragen ditunjuk sebagai sekolah penggerak merdeka belajar.
Sekolah-sekolah tersebut akan digelontor anggaran dari pusat untuk menjadi sekolah pionir baik dalam metode pembelajaran maupun pengelolaannya.
Hal itu terungkap dari kunjungan Komisi X DPR RI ke Pemkab Sragen, Jumat (3/9/2021). Rombongan legislator Komisi yang membidangi pendidikan itu dipimpin Wakil Ketua Komisi, Agustina Wiludjeng Pramestuti.
Agustina mengatakan 11 sekolah penggerak di Sragen itu ditunjuk dari berbagai jenjang mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA/K.
Kunjungan ke Sragen hari ini, dimaksudkan untuk mematangkan pembahasan mengenai penunjukan dan persiapan 11 sekolah tersebut.
“Di Sragen ada 11 sekolah yang ditunjuk jadi sekolah penggerak. Mereka ini nanti akan jadi pionir. Nanti kalau sudah berjalan bagus, diharapkan bisa menularkan ke sekolah-sekolah lainnya,” papar Agustina didampingi Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati seusai rapat di Pendapa Rumdin Bupati, Jumat (3/9/2021).
Dijelaskan, program sekolah penggerak merupakan program Kemendikbud. Program itu sebenarnya sudah dimulai semester awal di 2021.
Sekolah penggerak itu nantinya diproyeksikan sebagai sekolah perintis dengan programnya merdeka belajar. Di mana program itu memberikan keleluasaan sekolah untuk mencoba beberapa kreativitas guru guna mencapai pelajar yang berkualitas.
Untuk Sragen, baru ditunjuk oleh Kemendikbud dan Provinsi pada semester kedua tahun ini.
Menurutnya, 11 sekolah itu nantinya harus mempersiapkan banyak hal. Mulai dari SDM, tenaga pendidik dan sarana pendukung.
Para guru di sekolah itu diharuskan menyiapkan metode belajar baru yang up-to-date dan bisa diaplikasikan di era digitalisasi saat ini.
“Ini yang penting supaya metode belajar tidak melulu itu itu aja yang diajarkan dengan pola yang sama. Sekarang sudah canggih bagaimana mengunakan handphone, bagaimana mengenali daun tidak perlu buka buku buku atau kamus. Silakan cukup dengan kamera oh ini adalah daun ini dan nama latinnya ini,” urainya.
Kecanggihan teknologi itu diharapkan bisa diikuti dengan proses pembelajaran yang lebih maju mengikuti perkembangan jaman.
Muara dari semua itu nantinya diharapkan berimbas pada peningkatan kualitas belajar mengajar dan prestasi siswa.
Lebih lanjut disampaikan, anggaran untuk sekolah penggerak semuanya akan ditopang dari Kemendikbud. Namun belum disampaikan berapa besaran anggarannya.
Setelah dirasa siap, program itu akan segera dijalankan saat sekolah tatap muka.
Komisi X akan menjalankan proses pengawasan apakah implementasi sekolah berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
“Nanti sekolah itu akan kita kunjungi,” imbuh Agustina.
![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/09/IMG-20210903-WA0057.jpg?resize=640%2C360&ssl=1)
Di lingkup Soloraya, sejauh ini baru Klaten yang sudah ditunjuk program tersebut. Sementara di tataran Jateng, tahun lalu sudah diawali di Temanggung dan Purbalingga.
Sebagai persiapan, saat ini para tenaga pengajar di 11 sekolah yang ditunjuk, sedang mengikuti Bintek selama 8 hari. Beberapa kabupaten yang sudah menerapkan metode sekolah penggerak diklaim berjalan dengan hasil yang bagus.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyambut baik program penunjukkan 11 sekolah sebagai sekolah penggerak.
Ia berharap hal itu bisa meningkatkan kreativitas sekolah dan pendidik untuk lebih kreatif dalam mengeksplorasi kemampuan serta metode mengajar agak tidak monoton dan lebih efektif mentransfer ilmu ke siswa. Wardoyo