JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah memiliki ancangan target, pada 2025 mendatang harus mampu mengurangi 70 persen limbah laut.
Dan ke depannya, pada 2040 pemerintah menargetkan harus terbebas sepenuhnya dari sampah plastik.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP, Muhammad Yusuf.
Di sisi lain, Muhammad Yusuf menyoroti adanya kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.
Karena itu, menurut Yusuf, target sekaligus tantangan itu harus benar-benara diusahakan oleh seluruh kompnen bangsa. Bukan hanya pemerintah saja, melainkan juga seluruh masyarakat.
Melansir Republika.co.id, Muhammad Yusuf memberikan keterangannya dalam webinar Creativetalk Pojok Literasi yang diadakan pada Minggu (26/9/2021) lalu.
“Yang harus kita lakukan dalam menangani sampah antara lain mengurangi penggunaan produk sekali pakai (reduce), menggunakan ulang (reuse), dan mendaur ulang (recycle),” ujar Yusuf.
Menurut Yusuf, masyarakat harus mengubah pola pikir yang menganggap laut sebagai tempat membuang sampah.
“Kita juga perlu mendukung dan turut serta dalam gerakan penghentian dan pencegahan produk-produk sekali pakai (refuse), dan perubahan mindset masyarakat bahwa laut bukan keranjang sampah (rethink),” kata Yusuf.
Dr Hansan Park yang merupakan Co-Director of the Korea-Indonesia Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC), mengatakan bahwa manajemen pengelolaaan limbah sangat diperlukan untuk menyelasaikan permasalahan tentang limbah laut.
Menurutnya, manajemen limbah di Indonesia saat ini masih belum optimal. Hal itu ia sampaikan dalam workhop Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia, pada Selasa (28/9/2021).
“Ini bukan hanya masalah limbah laut, ini dimulai dari kebiasaan masyarakat lalu juga dalam manajemen limbah, dan daur ulang (recycling) limbah,” ungkapnya.
MTCRC merupakan pusat penelitian kalautan yang dimiliki dan dijalankan bersama oleh Republik Korea dan Indonesia. MTCRC telah melaksanakan berbagai kegiatan riset dan penelitian pada bidang maritim di Indonesia.
Dr Hansan Park menjelaskan, terkait dengan limbah laut, lembaga ini telah melakukan berbagai riset, yakni studi literatur tentang karakteristik emisi limbah laut, perancangan model numerik untuk analisis sebaran dan hanyut sampah laut, dan survei dasar dari area laut yang sebenarnya dari area limbah laut utama.
MTCRC didirikan pada 2018 sebagai lembaga pelaksana kegiatan penelitian dan survei. MTCRC diisi oleh tim peneliti dari Korea yang diwakilkan oleh Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) sedangkan Indonesia diwakili oleh tim peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Salah satu upaya nyata MTCRC dalam mengatasi limbah laut diwujudkan melalui gerakan bersih pantai di Cirebon. Kegiatan ini diikuti berbagai elemen masyarakat. Hasilnya, sekitar satu ton sampah berhasil dikumpulkan.
Berdasarkan laporan International Coastal Cleanup 2018, dari total 20.824.689 jenis sampah puntung rokok menempati posisi pertama dengan jumlah 2.412.151.
Sementara sisanya adalah sampah pembungkus makanan dan sampah plastik berupa botol minuman, kantong keresek, sedotan plastik, wadah plastik, tutup minuman plastik dan styrofoam. Wahyu Anwari