WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Masyarakat Wonogiri wajib berbangga diri. Pasalnya banyak tersimpan bukti sejarah zaman dulu di kabupaten ujung tenggara Jateng tersebut.
Salah satu bukti itu belum banyak diketahui publik. Hal menarik ini erat kaitannya dengan dunia perkopian. Ternyata pernah ada pusat pembibitan kopi di Wonogiri pada zaman penjajahan Belanda.
Nah, pusat alias sentra pembibitan kopi tersebut bernama Gondosini. Kini daerah Gondosini masuk di wilayah Desa Conto, Kecamatan Bulukerto, Wonogiri.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cinta Conto Desa Conto, Asef Indrianto mengungkapkan pembibitan kopi di Gondosini dibangun Mangkunegaran. Pura Mangkunegaran membangun pembibitan kopi di Gondosini sekitar tahun 1850 silam.
“Pembibitan kopi Gondosini letaknya di sekitar sungai Gondosini,” kata Aset kepada wartawan, Rabu (21/10/2021).
Setelah dibangun, pembibitan kopi semakin berkembang hingga ke beberapa lokasi di sekitar Gondosini. Selanjutnya muncullah nama Conto setelah Gondosini.
“Kata conto berasal dari percontohan karena desanya dijadikan kebun percontohan kopi,” terang Asef.
Tak hanya itu, selanjutnya nama-nama tempat atau dusun lain juga mempunyai keterkaitan dengan kopi Gondosini. Dia mencontohkan nama Dusun Kopen muncul karena daerahnya menjadi tempat menanam kopi, nama Godang muncul karena daerahnya mempunyai gudang kopi.
Juga ada nama Tampahan muncul karena daerahnya dijadikan tempat untuk menampah atau menyemai kopi.
Asef mengungkapkan, kakeknya datang ke Desa Conto sekitar tahun 1880. Dia lalu diangkat menjadi ronggo atau setara kepala desa hingga sekitar tahun 1900. Selain mengampu wilayah, kakeknya juga berperan mengawasi perkebunan kopi.
Namun, Asef belum mengetahui secara pasti mengapa Mangkunegaran memilih desa di lereng selatan Gunung Lawu tersebut sebagai sentra pembibitan kopi. Ada kemungkinan karena ketersediaan airnya, atau karena iklimnya.
Kejayaan pembibitan kopi Gondosini mulai surut sejak Mangkunegaran mengurangi intensitas bisnisnya di bidang kopi. Beberapa tanaman kopi masih tersisa di desa tersebut, namun tidak sebanyak saat masih menjadi sentra pembibitan kopi Gondosini.
Kini, perkebunan kopi Desa Conto mulai dibangkitkan lagi. Selain itu, tanaman lain mulai dikembangkan, seperti cabai, jeruk keprok, dan berbagai sayuran.
Area perbukitan dengan pemandangan memikat dan iklim yang sejuk membuat desa itu berpotensi mengembangkan pariwisata. Asef berencana membangun beberapa bumi perkemahan di Desa Conto. Aris