BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kenaikan harag minyak goreng dikeluhkan perajin kerupuk. Pasalnya, minyak goreng dibutuhkan untuk menggoreng kerupuk sebelum dijual di pasar.
Seperti pengakuan Widodo (55), perajin kerupuk di Dukuh Jatirejo, Desa Kopen, Kecamatan Teras. Dia mengaku terpukul karena harga minyak goreng curah tembus hingga Rp 18.000 perkilogram. Kenaikan tersebut diakui terjadi sejak Januari lalu.
“Sejak saya usaha kerupuk 20 tahun lalu, kenaikan tertinggi terjadi minggu ini. Padahal kebutuhan minyak curah mencapai 50-100 kg tiap menggoreng,” katanya, Rabu (27/10/2021).
Kebutuhannya, untuk satu kuintal kerupuk membutuhkan 34 kg minyak untuk menggoreng. Dalam sehari dia bisa memproduksi hingga beberapa kuintal kerupuk dengan berbagai jenis. Tentu, kenaikan minyak curah ini membuat usahanya semakin sulit.
“Biasanya harga minyak goreng berkisar Rp 8.000 – Rp 10.000 per kg. Sekarang naik sampai Rp 18.000 per kg.”
Awalnya kenaikan hanya berkisar Rp 1.000 – Rp 4.000per kg pada momen-momen tertentu seperti lebaran ataupun natal dan tahun baru.
Namun, kenaikan kini justru semakin meningkat dan tidak kunjung turun.
“Untuk menaikkan harga jual kerupuk sangat sulit, paling Rp 500 rupiah saja. Itupun pembeli sudah protes.”
Diapun sempat beralih ke minyak goreng kemasan karena harganya cenderung sama. Sayangnya, banyak perajin lain yang banting stir memakai minyak kemasan dengan kebutuhan besar. Alhasil minyak kemasan pun sempat langka.
Kenaikan harga minyak curah juga dirasakan pedagang di Pasar Kota Boyolali. Seperti dikatakan oleh Retno, salah satu pedagang. Harga minyak curah tembus Rp18.500 perkg, membuat omzet menurun.
“Karena harga naik, pembeli ya berkurang. Ini penurunan pembelinya sampai 50 persen.” Waskita