JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Harga Minyak Goreng Melambung Tinggi, Tembus Rp 20 Ribu/Kg, Begini Respon Kemendag

Ilustrasi berbagai merk minyak goreng kemasan. Istimewa
   

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pekan terakhir bulan Oktober 2021 ini diwarnai dengan informasi harga minyak goreng yang merangkak naik. Meski mayoritas mengalami kenaikan, namun harga minyak goreng dibandrol dengan nominal berbeda untuk setiap daerah di Indonesia.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional menyebutkan lonjakan harga secara nasional berlaku pada jenis minyak goreng curah, minyak goreng kemasan bermerek 1, dan minyak goreng kemasan bermerek 2.

Harga minyak goreng curah terpantau naik hingga 1,54 persen atau Rp250 menjadi Rp16.000 per kilogram. Kemudian harga minyak goreng kemasan bermerek 1 naik hingga 0,87 persen atau Rp150 menjadi Rp17.350 per kilogram.

Baca Juga :  Diduga Catut Nama Dosen di Malaysia, Prof Kumba Akhirnya Mundur dari Jabatan Dekan FEB Unas

Terakhir, harga minyak goreng kemasan bermerek 2, naik 0,3 persen atau Rp50 perak menjadi Rp16.750 per kilogram. Daerah yang paling parah mengalami pelonjakan harga yakni Gorontalo dengan nominal Rp20.150 per kilogram.

Merespon keadaan ini, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan memastikan, pemerintah akan menjamin ketersediaan minyak goreng di Tanah Air. Menurutnya, harga minyak goreng tetap mengikuti mekanisme pasar. Kenaikan harga CPO sangat memberikan pengaruh terhadap merangkaknya harga minyak goreng.

“Pemerintah akan memantau sesuai acuan harga khusus untuk minyak goreng kemasan sederhana sedangkan untuk kemasan lainnya tetap mengikuti mekanisme pasar,” tutur Oke Nurwan dilansir dari Liputan6, Rabu (27/10/2021).

Baca Juga :  Peluang Pertemuan Prabowo-Mega Lebih Besar Ketimbang Jokowi-Mega

Beberapa waktu lalu, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia, Sahat Sinaga mengatakan penyebab naiknya harga minyak goreng ialah keadaan pasar dunia yang mengalami kekurangan pasokan minyak nabati dan minyak hewani.

Selain itu, kurangnya tenaga kerja yang menghasilkan minyak juga menjadi alasannya. Hal tersebut menyebabkan panen buah sawit menjadi turun, sehingga memicu kenaikan harga minyak di pasaran. Akhirnya, supply lebih kecil daripada demand.

“Di Indonesia, harga sawit saat di Dumai itu Rp14.100 sehingga kalau dihitung-hitung harga sampai ke Jawa itu yang pantas untuk kemasan adalah Rp 15.400, sedangkan yang curah bisa didapatkan dengan harga Rp13.000,” tukas Sahat.
Linda Andini Trisnawati

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com