JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Kementerian PUPR Antisipasi Banjir di Indonesia Karena La Nina

Ilustrasi banjir/ Foto: Pixabay
ย ย ย 

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Curah hujan tinggi melanda banyak daerah di Indonesia. Berbicara mengenai hujan, maka bencana banjir kian jadi ancaman.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Himpunan Ahli Teknik Hidarulika Indonesia (HATHI) tengah menyiapkan sejumlah langkah menghadapi Badaiย La Nina. Badai tersebutlah yang berpotensi menyebabkanย banjirย berbagai titik Indonesia.

Dalam sambutan secara daring saat menghadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sekjenย Kementerian PUPRย Zainal Fattahย menyebutkan La Nina membawa pengaruh bagi kondisi alam Indonesia.

“Sesuai prediksi BMKG, pola hujan mulai akhir 2021 hingga awal 2022 dipengaruhi oleh La Nina,”ย kata Zainal dilansir dari Republika, Sabtu (30/10/2021)

Baca Juga :  Gugatan Sengketa Pilpres Ditolak MK Seluruhnya, Mahfud MD Legawa, Ucapkan Terima Kasih ke Pendukung

“Bencana hidrometeorologi merupakan salah satu dampak perubahan iklim global. Untuk kawasan tropis di mana kita tinggal, perubahan iklim berdampak dalam intensitas hujan,” tuturnya.

Melihat prediksi itu, Kementerian PUPR telah melakukan langkah antisipasi. Salah satunya yakni mengaktifkan satgas penanggulangan bencana untuk melakukan monitoring semua infrastruktur yang ada di Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mengetahui berapa volume banjir.

“Kami juga melaksanakan SOP siaga bencana di 250 bendungan dengan volume tampungan 4,7 meter kubik (m3),” lanjutnya.

Baca Juga :  Jelang Pengumuman Sengketa Pilpres Cak Imin Unggah Foto Bareng Sufi Dasco Gerindra, Sinyal Gabung Prabowo?

Tak hanya tinggal diam, Ketua Umum HATHI, Ir. Jarot Widyoko menyatakan,
badai La Lina diprediksi lewati Indonesia. Intensitas hujan diperkirakan 70 persen dari biasanya.

“Untuk itu, kami mengharapkan mulai dari diri pribadi, institusi termasuk dari balai balai yang ada bergerak mengosongkan atau meminimalkan tampungan-tampungan yang bisa diatur,” tukas Jarot.

Selain itu, waduk atau bendungan bisa menjadi alternatif pengantisipasian bencana. Sarana tersebut, menurut Jarot, bisa menerima air secara maksimal atau mengurangi debit yang diakibatkan intensitas hujan tinggi. Linda Andini Trisnawati

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com