Ramai Diserang Banteng, Relawan Dulur Ganjar di Sragen Malah Kian Gencar Resmikan Posko

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Polemik saling serang barisan Banteng versus Celeng yang belakangan ramai jadi perbincangan, rupanya tak terlalu berpengaruh terhadap loyalis Ganjar Pranowo di Sragen.

Mereka justru kian gencar membuat kegiatan dan mendeklarasikan posko. Salah satunya di wilayah Kedawung, Sragen.

Belasan orang yang menamakan diri relawan independen di bawah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Dulur Ganjar Pranowo melakukan Pengukuhan dan Peresmian Posko di Kecamatan Kedawung.

Posko itu diresmikan di Dusun Kepoh Lor, Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung. Peresmian dihadiri oleh Ketua DPD DGP Sragen, FX Suwandi dan Sekretaris Eko Joko Priharyanto bersama jajaran pengurus lainnya.

Eko Joko mengatakan kegiatan peresmian dilakukan dengan simbolis. Kemudian dilanjutkan kegiatan membantu kerjabakti dan nyengkuyung pembangunan talud di dukuh itu yang didanai swadaya murni dari warga.

Panjang talud yang dibangun 56 meter dengan lebar 30 cm dan tinggi 90 cm.
Setelah kegiatan tersebut, saat istirahat seluruh pengurus DPC dan DPD DGP makan nasi bungkus bersama warga di lokasi tersebut.

“Masih di tempat yang sama, dilanjutkan Penyerahan SK kepengurusan DPC DGP Kecamatan Kedawung, oleh Ketua DPD DGP didampingi Sekretaris DPD DGP. Terpilih sebagai Ketua DPC DGP Kedawung adalah Sugino dengan Sekretarisnya Mulyadi,” papar Eko kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (23/10/2021).

Dalam arahannya, Ketua DPD DGP Sragen, FC Suwandi mengatakan sesuai program yang dicanangkan DPP bahwa setelah DPC mendapatkan SK agar segera bersinergi mendata para pelaku UMKM di wilayahnya.

Hasil pendataan UMKM itu dilakukan untuk diberikan pembinaan sekaligus dibentuk Koperasi Serba Usaha.

Sekretaris DPD, Eko Joko mengapresiasi warga Kepoh Lor, Mojokerto, Kedawung yang secara kompak dan penuh semangat sayuk rukun membangun kampungnya.

“Budaya gotong royong ini perlu dihidupkan lagi agar setiap pekerjaan seberat apapun akan ringan kalau dikerjakan bersama-sama,” ujarnya.

Sementara, Sugino mengatakan menggerakkan kerja bhakti tersebut dengan biaya pembangunan talud tersebut diperoleh dari warga pemilik lahan di lokasi.

Swadaya warga terkumpul sebanyak Rp 5 juta ditambah pemilik lahan sebelahnya sebanyak Rp 2,2 juta. Sehingga total terkumpul Rp 7,2 juta.

“Semuanya dibelanjakan material yang dibutuhkan dan untuk tenaga adalah dari warga sebanyak 40 orang dan tidak dibayar alias gratis,” katanya. Wardoyo