SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Panitia seleksi penjaringan penyaringan perangkat Desa Padas, Kecamatan Tanon, Sragen diminta berani transparan dan membuka nilai para peserta secara.
Tidak hanya itu, para peserta juga menuntut digelar seleksi ulang jika memang panitia dan LPPM tak bisa menjelaskan atas serangkaian kejanggalan proses seleksi.
Salah satu peserta seleksi, Joni Baskoro mengatakan langkah mendatangi ke balai desa, sebenarnya tak akan dilakukan jika sejak awal panitia bisa fair dan terbuka.
Ia menegaskan aksi itu semata-mata demi mencari kejelasan atas indikasi kejanggalan penilaian yang membuat proses seleksi dinilai tidak transparan.
“Bukan berarti kami ingin bikin gaduh atau tidak menerima kegagalan. Tapi yang jadi poin utama, ada proses yang tidak dilakukan secara transparan yaitu penilaian prestasi. Itu yang akhirnya memunculkan prasangka,” paparnya kepada wartawan, Sabtu (20/11/2021).
Joni yang mendaftar di formasi Kasi Kesra, menuturkan pada intinya peserta hanya ingin semua terbuka. Sehingga kalaupun kalah atau gagal, semua akan bisa menerima dengan legawa.
Ia juga masih ingat imbauan Camat yang diawal berpesan yang mendaftar harus siap menang dan kalah. Namun panitia mestinya juga konsekuen untuk menjaga proses dan semua tahapan secara transparan.
“Dalam kompetisi itu menang kalah sudah biasa. Tapi menangnya juga harus dengan cara ksatria. Kalau dari awal tahapan berkas dan penilaian dilakukan terbuka dan disampaikan transparan, pasti semua akan bisa menerima. Tapi ketika ada satu nilai yang janggal, otomatis hasilnya juga patut diragukan. Dan itu bisa berpengaruh ke nilai yang lain. Sah-sah juga kan kalau kemudian muncul pertanyaan jangan-jangan nilainya sudah diolah,” urainya.
Atas kondisi itu, pihaknya meminta agar panitia berani membuka semua proses penilaian. Mulai dari nilai ujian tertulis CAT dari LPPM, ujian komputer dan terutama nilai prestasi yang dicurigai sarat ketidakberesan.
“Kau mau fair-fairan, ayo buka bareng-bareng agar tidak ada prasangka. Bahkan kalau memungkinkan ya lebih baik seleksi diulang. Dimulai dari awal lagi dan semua transparan,” terangnya.
Joni menegaskan pada prinsipnya semua peserta dan warga hanya menghendaki proses yang transparan. Sehingga seleksi akan bisa menghasilkan perangkat desa atau SDM yang berkualitas.
Sebab ia memandang ke depan tantangan dan tuntutan tugas Perdes tidak semakin ringan. Hanya dengan perangkat yang berkualitas maka diyakini akan bisa membangun desa menjadi lebih maju.
Senada, peserta lainnya, Umi Sholikah juga mendesak digelar tes ulang yang transparan.
Sebab ia juga merasakan banyak proses yang terkesan janggal dan tidak transparan.
“Yang membuat tidak transparan kan panitia. Makanya kalau dari saya dan teman-teman ingin digelar tes lagi yang transparan,” tandasnya.
Sayangnya, Ketua Panitia Seleksi Penjaringan Perdes Padas, Saronto belum bisa dikonfirmasi. Saat dihubungi melalui telepon, langsung ditutup.
Sementara, Sekretaris Panitia, Yusuf Saifudin saat di hadapan forum audiensi menyebut tak bisa memberi keputusan soal permintaan peserta yang menghendaki penjelasan soal nilai prestasi peserta yang dicurigai.
Pasalnya ia merasa panitia ada lima orang dan 4 di antaranya tidak bisa hadir. Wardoyo