WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM –Jumlah kejadian bencana alam di Wonogiri pada tahun 2020 ini, menurun dibandingkan total bencana tahun ini. Kendati saat ini tahun masih berjalan.
Namun demikian penurunan jumlah itu sangat drastis. Demikian pula dengan total kerugian akibat bencana yang juga mengalami penyusutan banyak.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek mengungkapkan fakta itu saat apel gelar pasukan kesiapsiagaan bencana. Kegiatan digelar di Alun-alun Giri Krida Bakti Wonogiri, Kamis (18/11/2021).
Joko Sutopo mengatakan, ada kecenderungan bahwa konsep mitigasi bencana alam sudah dilaksanakan dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari komparasi data kebencanaan di Kabupaten Wonogiri.
Data kebencanaan Kabupaten Wonogiri yang meliputi bencana banjir, tanah longsor, tanah bergerak, tanah ambles, kebakaran dan angin kencang menunjukkan kecenderungan yang menurun. Penurunan terjadi, baik dalam jumlah maupun kerugian yang diakibatkan bencana.
Data tahun 2020 mencatat 93 kejadian bencana dengan total kerugian mencapai Rp 1.287.100.000. Pada tahun 2021, hingga awal bulan November, tercatat tujuh kejadian bencana dengan taksiran nilai kerugian sebesar Rp 22.000.000.
“Semoga dengan langkah-langkah antisipatif dalam melaksanakan mitigasi bencana, dan dengan semakin meningkatnya ketangguhan masyarakat, kita semua terhindar dari resiko bencana dan kerugian bencana alam,” tandas Bupati.
Bupati menekankan agar tidak lengah, mengingat potensi kebencanaan senantiasa harus diwaspadai. Terlebih saat ini kita semua memasuki musim penghujan yang diwarnai perubahan musim dan cuaca ekstrem.
Bupati di depan peserta apel menyampaikan, bencana tentu tidak kita inginkan terjadi. Akan tetapi, sikap waspada dan siaga perlu selalu dikedepankan. Karena potensi kebencanaan dapat muncul setiap waktu, dan kesiapan dalam menghadapinya sangat penting demi menghindari jatuhnya korban jiwa atau kerusakan yang menimbulkan kerugian berupa harta atau benda.
Dirinya menegaskan bahwa segenap perangkat pemerintahan memiliki kewajiban yang sama untuk bersinergi dalam penanganan bencana alam. Diawali dengan membangun kesadaran untuk tetap hidup dengan aman di wilayah zona merah bencana alam.
“Kebersamaan yang didasari nilai-nilai kemanusiaan adalah panggilan bagi semua unsur tanpa terkecuali,” ujar dia. Aris