JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Soal Waktu Terbelah Dua Kubu, 9 Kiai Sepuh Surati PBNU, Minta Muktamar ke-34 Diundur Sampai Akhir Januari 2022

Ilustrasi logo NU / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Berlarut-larutnya Muktamar ke-34 PBNU membuat semblan Kiai Sepuh  harus turun tangan.

Sembilan kiai sepuh atau masyayikh Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta pelaksanaan Muktamar NU ke-34 diundur hingga Januari 2021.

Permintaan itu  disampaikan lewat dua halaman surat hasil pertemuan para masyayikh tertanggal 24 November 2021.

Halaman pertama tertera berita acara kesepakatan pertemuan yang ditandatangani oleh sembilan kiai sepuh.

Kedua, berisi penyampaian hasil kesepakatan tersebut yang ditujukan langsung kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Selain meminta Muktamar dilangsungkan dalam suasana kekeluargaan, persaudaraan dan kebersamaan, para kiai sepuh dalam poin musyawarahnya bermufakat agar sebaiknya Muktamar ke-34 NU dilaksanakan dengan persiapan yang maksimal dan optimal.

“Karena itu idealnya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dilaksanakan pada akhir Januari 2022 bertepatan dengan Harlah NU ke-96,” demikian salah satu butir kesepakatan para kiai sepuh tersebut.

Baca Juga :  Di Sidang MK Bawaslu Tak Singgung Nepotisme,Timm AMIN: Bukti Nepotisme Memang Sudah Terjadi

Poin lainnya, para kiai sepuh NU juga meminta agar Muktamar ke-34 NU berkualitas dan bermartabat serta menghasilkan keputusan yang fundamental dalam rangka membangun kemandirian bangsa untuk perdamaian dunia.

Kesembilan kiai sepuh atau masyayikh yang menandatangani kesepakatan musyawarah ini antara lain; KH Anwar Mansyur dari Jawa Timur, KH Abuya Muhtadi Dimyati dari Banten, Tuanku Bagindo H Muhammad Letter dari Sumatera Barat, KH Manarul Hidayat dari Jakarta, KH Abun Bunyamin dari Jawa Barat, KH Ahmad Haris Shodaqoh dari Jawa Tengah, KH Abdul Kadir Makarim dari NTT, KH Muhsin Abdillah dari Lampung, dan KH Farid Wajdy dari Kalimantan Timur.

Muktamar NU ke-34, yang salah satu agendanya memilih Ketua Umum PBNU, sedianya dilaksanakan pada 23-25 Desember 2021.

Namun, jadwal acara tersebut rencananya akan digeser mengingat kebijakan pemerintah yang akan menerapkan PPKM level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru. Muncul dua arus wacana di antara dua kelompok kiai yang akan berkontentasi dalam pemilihan Ketum PBNU.

Baca Juga :  PPP dan TPN Ganjar-Mahfud Ajukan Gugatan PHPU di MK Hampir Bersamaan

Kelompok Said Aqil Siroj disebut-sebut menginginkan Muktamar diundur pada akhir Januari 2022 agar sesuai dengan momen Harlah NU.

Sementara itu, kelompok pendukung Yahya Cholil Staquf disebut menginginkan Muktamar dipercepat pada 17-19 Desember sebelum berlakunya PPKM. Kondisi ini membuat para masyayikh turun gunung.

Hingga Jumat pekan lalu, Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj mengatakan, belum ada keputusan terkait rencana perubahan waktu penyelenggaraan Muktamar.

“Kami akan rapatkan dulu. Kita musyawarahkan terbatas bersama Rais ‘Aam, Katib ‘Aam dan Sekjen,” ujar Said lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (19/11/2021).

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com