SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Wilayah Solo yang terkenal sebagai Kota Budaya senantiasa menghadirkan sentuhan kentalnya estetika di sektor wisata. Kali ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membawa sesuatu yang baru dengan menghadirkan para prajurit budaya.
Tenang saja, mereka tentu tak akan menyeramkan layaknya prajurit perang sungguhan. Tak perlu takut dan khawatir, para prajurit budaya ini ternyata membawa misi yang mulia untuk berjaga sekaligus beramah-tamah mengajak masyarakat Kota Bengawan menjaga protokol kesehatan Covid-19.
Kini, sebanyak 40 Prajurit Budaya Kota Solo dikerahkan di 6 titik lokasi wisata. Mereka telah tersebar di lokasi tersebut sejak Sabtu (13/11/2021).
Setiap Sabtu, prajurit budaya akan menjalankan misinya hingga adzan Ashar terdengar. Kelompok prajurit yang terbagi menjadi 6 ini rencananya akan bertugas hingga akhir tahun 2021.
Enam titik lokasi tersebut yaitu lingkup Pasar Gede, Balai Kota Solo, Koridor Jendral Sudirman, kawasan Bundaran Gladag, Pasar Klewer, dan Kampung Batik Kauman.
Komandan Prajurit Budaya Kota Solo, Muhammad Nurdin Warsito menyebutkan, setiap kelompok prajurit memiliki 2 tugas utama. Di samping harus berjaga, mereka juga berkeliling membagikan masker dan mengimbau untuk menjaga jarak serta menghindari kerumunan.
“Ini baru pertama kali dilakukan. Rencananya sampai akhir tahun ini,” tutur Nurdin setelah selesai membubarkan apel prajurit di depan Balai Kota Solo, dilansir dari tribunjateng.com, Minggu (14/11/2021)
Nurdin menyampaikan bahwa para prajurit budaya diambil dari kelompok sadar wisata yang tersebar di 54 kelurahan di Kota Solo.
“Ini adalah duta dari kelompok tersebut. Mereka mengirimkan curriculum vitae (CV),” imbuhnya.
Tak sembarang orang, prajurit ini dipilih juga melalui seleksi. Hal tersebut diungkapkan salah seorang prajurit bernama Suwanto (28) yang berasal dari Banjarsari. Setelah melewati seleksi, Suwanto bersama 39 orang yang terpilih akan dibekali sejumlah materi melalui pelatihan-pelatihan.
“Ada workshop, pelatihan tata wicara, pelatihan CHSE dan pelatihan koreografi,” sebut Suwanto.
Terlepas dari adanya upah khusus, Suwanto mengaku bangga dan senang bisa berpartisipasi menjadi Prajurit Budaya Kota Solo. Ia antusias menjalankan program yang bertujuan untuk memajukan pariwisata di Kota Budaya ini.