Beranda Umum Nasional Gempa Flores Paksa 3.900 Warga Berbondong-bondong Mengungsi

Gempa Flores Paksa 3.900 Warga Berbondong-bondong Mengungsi

gempa bumi
Ilustrasi gempa. Foto: pixabay.com

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Gempa susulan dengan Magnitudo 7,4 di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur, memaksa sebanyak 3.900 warga Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan harus berbondong-bondong mengungsi.

Setidaknya, dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kabupaten Kepulauan Selayar per Rabu, dari keseluruhan warga yang mengungsi itu, terbagi di 17 titik pengungsian.

Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu (15/12/2021) malam.

Adapun perinciannya meliputi enam lokasi di Mintu’u sebanyak 2.200 jiwa, satu titik di Puncak Majapahit dengan jumlah 250 jiwa, satu lokasi di Langundi 50 jiwa, enam lokasi di Lambego sebanyak 900 jiwa, tiga titik di Lawaru sebanyak 500 jiwa, dan 30 titik di Pasimaranu dengan jumlah pengungsi yang sampai saat ini masih dalam pendataan.

Di samping itu, jumlah warga yang mengalami luka akibat terkena reruntuhan bangunan yang terdampak gempa bumi itu sebanyak 11 orang. Sementara itu, 10 orang mengalami luka ringan dan seorang luka berat.

“Seluruh warga yang mengalami luka tersebut telah mendapat perawatan yang intensif,” ujar Abdul.

BPBD Kabupaten Sikka melaporkan jumlah warga yang mengungsi telah berkurang dan hingga saat ini menjadi 226 jiwa. Mereka terdata masih mengungsi di rumah jabatan Bupati Kabupaten Sikka.

Baca Juga :  Permohonan Praperadilan Ditolak Hakim, Anies: Kewarasan Publik Akan Kawal Proses Hukum Tom Lembong

Mereka yang sebelumnya mengungsi di Kantor DPRD Kabupaten Sikka dan Gedung COSIQ telah kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.

Merespons adanya potensi gempa bumi susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, BNPB mengimbau masyarakat, khususnya di wilayah terdampak, agar tidak panik namun tetap waspada.

“Masyarakat juga diminta untuk melihat kondisi rumahnya masing-masing. Apabila terdapat kerusakan, seperti dinding retak terbuka, plafon atap bergeser, dan tiang rumah rusak, sebaiknya tidak tinggal di rumah sementara waktu dan dapat mengungsi ke rumah kerabat, saudara, atau tempat evaluasi sementara yang disediakan oleh instansi dan otoritas setempat,” ujarnya.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak percaya dengan informasi yang tidak benar atau hoaks yang bersumber dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Masyarakat diminta untuk tetap memperbarui informasi terkait dengan gempa bumi dan potensi bencana lainnya hanya melalui BMKG, BNPB, BPBD setempat dan instansi terkait.

Sebelumnya, gempa bumi M 7,4 dirasakan dan berdampak pada sembilan kabupaten di Provinsi NTT, tiga kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan, dan enam kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ia menyebutkan sejumlah wilayah tersebut, yakni Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Lembata, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Ngada di Provinsi NTT.

Baca Juga :  Fakta Baru: Ternyata AKP Dadang Juga Berondong Rumah Kapolres usai Tembak Mati AKP Ryanto Ulil!

Berikutnya, Kabupaten Kepulauan Selayar, Kabupaten Bulukumba dan Kota Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan. Selanjutnya adalah Kabupaten Muna, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Baubau, Kabupaten Buton Selatan, dan Kabupaten Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga sejauh ini telah mencatat adanya gempa bumi susulan (aftershock) hingga sebanyak 373 kali.

Dari keseluruhan gempa bumi susulan itu, BMKG mencatat sedikitnya lima gempa bumi yang memiliki magnitudo di atas 5, yakni M 5.6 pada pukul 10.41 WIB, M 5.5 pada pukul 10.47 WIB, M 5.0 pada pukul 12.46, M 5.4 pada pukul 15.31 WIB, dan M 5.2 pada pukul 15.57 WIB.

www.tempo.co