Beranda Daerah Sragen Jumlah Petani Makin Mengkhawatirkan, Himpunan Pemuda Tani Sukowati Hadir Bangkitkan Semangat Milenial...

Jumlah Petani Makin Mengkhawatirkan, Himpunan Pemuda Tani Sukowati Hadir Bangkitkan Semangat Milenial Cintai Pertanian. Gelorakan Bertani Itu Keren!

Para pengurus Himpunan Pemuda Tani Sukowati saat berpose bersama usai deklarasi. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Puluhan pemuda tani dari berbagai wilayah di Sragen resmi mendeklarasikan berdirinya Himpunan Pemuda Tani Sukowati (HPTS) Selasa (21/12/2021).

Dipimpin Isyana Darmastuti Raras Anindyasari sebagai Ketua, para pegiat petani milenial itu bersiap membangkitkan kembali kecintaan generasi muda terhadap dunia pertanian.

Deklarasi digelar di Sragen dengan dihadiri sejumlah pejabat dari berbagai dinas. Di antaranya dari Disnakkan, Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian dan tokoh pertanian milenial Sragen yang sukses bergerak di bawah kementerian pertanian.

Selain Raras, deklarasi mengamanatkan Sekretaris Dishub Sragen, Darmawan sebagai Ketua Dewan Pembina dan Penasihat.

Ditemui usai deklarasi, Raras mengatakan Himpunan Pemuda Tani Sukowati adalah organisasi kepemudaan yang bergerak di bidang pertanian.

Total ada sekitar 50 pengurus yang dilantik hari ini meliputi pengurus kabupaten dan perwakilan kecamatan.

Menurutnya, organisasi itu dirintis berangkat dari latar belakang makin menurunnya animo generasi muda terhadap pertanian.

“Tujuan himpunan itu untuk menjadikan wadah terbaik dalam menciptakan kapasitas petani muda khususnya di Sragen dan umumnya di Indonesia. Visi misinya menghimpun pemuda yang bergerak di bidang pertanian, mengkader calon-calon petani di masing-masing desa. Mempercepat pembangunan pertanian berbasis teknologi agar terwujud petani milenial dan sarana sharing ilmu pertanian dan mengembangkan model-model bisnis di dunia pertanian,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Isyana Darmastuti Raras. Foto/Wardoyo

Raras menguraikan kehadiran Himpunan Pemuda Tani Sukowati itu juga sebagai upaya mengangkat kembali image profesi petani yang selama ini dipandang rendah dan tidak prospektif.

Baca Juga :  Pelaku Pencurian Emas di Sambungmacan Sragen Berakhir Di Restorative Justice Pihak Kepolisian

Hal itu ditunjukkan dengan penurunan jumlah petani yang mencapai kisaran 20 persen dan makin minimnya pemuda yang tertarik menekuni pertanian.

“Teman-teman ini pinginnya berusaha bagaimana pemuda ini paling tidak ikut mencintai pertanian. Walaupun bukan pelaku tani, minimal nanti mereka akan menggerakkan. Bagaimana menjadi petani milenial. Karena faktanya jumlah petani makin ke sini makin berkurang,” terangnya.

Selain itu, lewat organisasi HPTS tersebut nantinya diharapkan menjadi sarana menjembatani para petani dengan pihak berkepentingan.

Misalnya membantu memberi pendampingan ke dinas pertanian untuk memecahkan solusi hama, mengawal harga pasca panen dan lainnya yang bermuara mendongkrak pendapatan petani dan mengangkat pertanian.

“Misalnya hama tikus, nanti teman-teman akan membantu mencarikan solusi atau teknologi untuk mengatasi sehingga petani tidak merasa dirugikan. Kita nanti juga sebagai penggerak,” jelasnya.

Kehadiran HKTS itu juga mendapat dukungan positif dari kalangan legislatif. Di antaranya legislator Demokrat asal Karangmalang, Asita dan legislator Golkar asal Sukodono, Sri Pambudi.

Raras menyebut keduanya siap mensupport dan menjadi mitra untuk membantu kegiatan dan program membantu pertanian.

Sentuhan Teknologi Pertanian

Ketua Dewan Pembina HKTS, Darmawan mengapresiasi positif terbentuknya organisasi itu. Ia mengungkapkan lahirnya HKTS memang berangkat dari keprihatinan menurunnya minat bertani dari kalangan muda.

Sehingga kehadiran himpunan pemuda tani itu diharapkan bisa memberi motivasi kepada generasi muda untuk bisa berkiprah di dunia pertanian.

Baca Juga :  Breaking News, Tragis! Kecelakaan Maut di Ngrampal Sragen Depan SPBU Bener, 1 Orang Tewas Mengenaskan

“Harapan kami HKTS ini nanti bisa merubah image bahwa bertani itu tidak ketinggalan jaman. Bahwa petani itu keren, bukan berbicara pertanian dalam arti sempit tapi bahwa petani itu tidak hanya gluprut dengan lumpur tapi bisa dijalankan dengan sentuhan teknologi luar biasa. Teknologi ini yang saya kira perlu dikenalkan dan dikuasai kaum muda,” ujarnya.

Seminar pertanian dalam deklarasi Himpunan Pemuda Tani Sukowati. Foto/Wardoyo

Darmawan tak menampik fakta yang terjadi, jumlah petani di Indonesia maupun Sragen memang menurun. Hal itu sudah menjadi gejala umum bahwa dunia pertanian dianggap tak menarik bagi kalangan muda.

“Nah image ini yang harus dirubah. Karena kalau tidak ada yang membangkitkan, maka masa depan pertanian dan petani akan mengkhawatirkan karena semakin berkurang. Makanya perlu upaya membangkitkan dan membangun dengan sentuhan teknologi baru,” tandasnya. Wardoyo