WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Awalnya suka main sambil membawa kalkulator, akhrinya kini piawai hitung-hitungan matematika tanpa alat bantu hitung. Kemahirannya itu membuat takjub pejabat Kabupaten Wonogiri.
Lebih membanggakan lagi dia masih berusia belia, masih 12 tahun. Si anak ajaib itu bernama Ajisaka asal Dusun Jelok Desa Sumberejo Jatisrono Wonogiri.
Kepiawaian Ajisaka ditunjukkan saat puluhan orang penyandang disabilitas berkumpul di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri Jumat (10/12) lalu, tepat sepekan setelah Hari Disabilitas Internasional (HDI). Mereka sengaja diundang oleh Pemkab Wonogiri dalam peringatan HDI.
Mereka memamerkan bakatnya, mulai dari mahirnya berlenggak-lenggok ala model catwalk hingga melantunkan suara merdu mereka di hadapan pejabat teras Wonogiri yang duduk di kursi undangan. Ada pula stand yang berisi hasil kerajinan difabel.
Termasuk Aji Saka, penyandang autisme dari Dusun Jelok RT 3 RW 2 Desa Sumberejo Kecamatan Jatisrono. Kelebihannya, mampu melakukan hitung-hitungan dengan cepat, bak kalkulator. Tantangan dari para tamu undangan pun satu persatu bisa dijawabnya. Termasuk pertanyaan yang dilontarkan oleh Wakil Bupati Wonogiri Setyo Sukarno.
“Berapa totalnya, 13 dikalikan 15?,” tanya Setyo Sukarno.
“195,” jawab Aji Saka tanpa menunggu lama.
Para audiens pun dibikin takjub. Seketika, riuh tepuk tangan terdengar menggema dari Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri. Bagaimana tak takjub, Aji Saka saat itu mampu menjawab dengan cepat tanpa bantuan kalkulator maupun kertas orek-orekan.
Fasih Syahari, kakak Aji Saka mengatakan dia dan keluarganya pada awalnya tak menyadari bakat hitung-hitungan yang dimiliki oleh adiknya. Namun, ada kebiasaan yang berbeda yang dilakukan adiknya.
“Adik saya ini suka pegang kalkulator. Kalau mainan HP ya memang sama seperti anak-anak lain, tapi seringnya malah bawa kalkulator,” terang Fasih.
Fasih menuturkan, adik kandungnya itu memang tertarik dengan mata pelajaran matematika sejak awal masuk bangku sekolah dasar. Kini, Aji Saka duduk di kelas 6 SLB Al Ishlah Jatisrono.
Dia juga mengaku kaget saat menyadari kelebihan adiknya. Saat itu, Fasih sedang membantu Aji Saka untuk mengerjakan PR matematikanya. Dia meminta Aji Saka untuk menghitung dengan kalkulator. Namun adiknya bersikukuh enggan menghitung dengan alat bantu tersebut. Tapi, Aji Saka mampu menghitung dengan cepat. Bahkan saat di rumah, Aji Saka mampu melakukan penjumlahan perkalian angka ratusan dengan angka puluhan dengan tepat. Pembagian pun bisa dijawab oleh adiknya.
Nur Saida (46), ibu Aji Saka menuturkan mengetahui kemampuan anaknya dari sang guru. Memang Ajisaka sudah keliatan suka dengan matematika sejak SD.
Dia menambahkan, putranya sering membawa kalkulator ke manapun Aji Saka pergi. Hal itu dilakukan sejak awal pagebluk. Menurut Nur Saida, hal itu dilakukan anaknya karena jenuh, sebab tak bisa berinteraksi dengan teman sekolahnya.
Lebih jauh, dia menuturkan anaknya sempat menjalani terapi wicara. Dari situ, bakat Aji Saka dalam hal hitung-hitungan menonjol. Dia pun bakal mendukung penuh potensi dan minat si anak dalam hal tersebut jika memang si anak menyukainya.
“Selama ini mengalir saja, nggak dipaksa. Saya sangat bersyukur anak saya ini pandai sekali,” kata dia. Aris