SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Maraknya kasus kematian petani akibat setrum jebakan tikus di beberapa wilayah Sragen beberapa waktu terakhir menjadi atensi tersendiri bagi pihak kepolisian.
Salah satunya di Polsek Ngrampal. Rentetan kejadian beberapa petani tewas kesetrum jebakan di wilayah kecamatan itu membuat Kapolsek AKP Hasto Broto langsung tanggap.
Bersama Muspika yakni camat dan Danramil berikut tim, Kapolsek terjun ke sawah-sawah yang masih dipasangi jebakan tikus dengan aliran listrik, Selasa (11/1/2022).
Kepada petani, tim gabungan dari Polsek, Koramil dan Kecamatan Ngrampal memberikan edukasi kepada petani perihal bahaya jebakan tikus listrik.
Petani juga diingatkan bahwa pemakaian setrum jebakan tikus bisa berimbas ke pidana apabila sampai mencelakakan orang lain.
Selain sosialisasi, dipimpin Kapolsek Ngrampal AKP Hasto Broto tim juga menertibkan jebakan listrik yang terpasang di sawah.
Ada sejumlah petani yang juga rela mencopoti sendiri jebakan tikus listrik tersebut.
“Petani setelah menerima imbauan dan sosialisasi dari Polsek dan Koramil Ngrampal langsung melepas jebakan tikus yang beraliran listrik itu,” ungkap AKP Hasto Broto kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (11/1/2022).
Kapolsek menyampaikan sosialisasi dan penertiban jebakan tikus listrik akan terus dilakukan secara berkala. Hal itu dimaksudkan agar tidak petani bisa berhenti untuk memakai setrum jebakan tikus sehingga korban jiwa tak terus terulang.
Berdasarkan catatan JOGLOSEMARNEWS.COM , sudah 22 nyawa petani meninggal di berbagai wilayah di Sragen selama dua tahun terakhir akibat kesetrum jebakan tikus.
Dari jumlah itu, dua di antaranya tewas di sawah orang lain sedang sisanya tewas di sawah sendiri.
Namun belum ada satupun yang ditetapkan sebagai tersangka atau diproses pidana. Berbagai upaya dilakukan untuk menghalau hama tikus namun tidak optimal.
“Sosialisasi dan penertiban jebakan tikus yang menggunakan aliran listrik di kecamatan Ngrampal akan terus kami lakukan,” tandasnya. Wardoyo