Beranda Daerah Solo Buntut Protes Pedagang Soal Blower di Pasar Legi kepada Gibran, Kini Blower...

Buntut Protes Pedagang Soal Blower di Pasar Legi kepada Gibran, Kini Blower Hanya Nyala Siang Hari Saat Panas Saja

Blower sirkulasi udara di Pasar Legi. Foto: JSNews/Ando

 

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Blower sirkulasi udara di Pasar Legi kini justru banyak dimatikan. Hal itu terjadi setelah adanya pedagang sayur yang memprotes bisingnya blower. Protes itu disampaikan langsung di hadapan Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti, Sabtu, (15/1/2022) kemarin.

Ketika Joglosemarnews bertandang ke pasar, Senin (17/1/2022) blower tersebut dalam kondisi sudah mati saat pagi hari. Menurut Kristin, salah seorang pedagang sayur yang melakukan protes ke Gibran, kondisi blower mati saat pagi hari itu sudah berlangsung sejak Minggu, (16/01).

“Minggu kemarin pas saya jualan gak nyala sama sekali sampai jam 16.00. Tapi ga tau sore sampai malamnya nyala gak tau. Pagi ini juga belum nyala,” ungkap Kristin, pedagang yang protes bisingnya suara blower.

Kristin lebih lanjut menjelaskan, dirinya sempat marah-marah dan memprotes blower bising di depan Gibran dengan nada tinggi karena merasa jengkel tidak kunjung mendapatkan solusi saat menanyakan ke sejumlah pihak pengelola pasar.

Baca Juga :  Dikerumuni Penjual Es Teh, Respati Tampung Keluhan Pedagang yang Minta Akses Berjualan di Berbagai Event

“Lah, saya itu kan udah beberapa kali protes. Tapi tidak ada solusinya. Seolah-olah masuk kanan, keluar kiri, masuk kiri keluar kanan. Itu kemarin perwakilan kakak saya juga ke Pak Lurah pasar,” imbuhnya.

Sementara itu ketika dikonfirmasi Lurah Pasar Legi, Nurahmadi, mengatakan bahwa sebetulnya blower tersebut telah ada jadwalnya.

“Kebetulan kemarinkan ada kunjungan, dari kementerian dan mas Gibran. Kita coba untuk sistemnya ada permintaan dari pihak proyek untuk menyalakan, kemarin kita nyalakan. Jadi ada insiden kemarin itu,” terangnya.

Nurahmadi menambahkan blower tersebut menggunakan pemakaian listrik yang cukup besar. Sehingga akan dinyalakan selama 1 jam saja.

“Pagi gak, ketika panas setelah aktivitas berkurang. Siang 1 jam saja, pemakaian listrik nya itu juga besar kuk. Nanti jam 2-3 saja, nanti kita juga lihat kondisinya yang mayoritas pedagang merasa panas ya kita nyalakan kalau ndak ya ndak kita nyalakan,” pungkasnya. (Ando)