Beranda Daerah Solo Desamind Indonesia Gelar Wisuda dan Monev Akhir Awardee Beasiswa Desamind 1.0

Desamind Indonesia Gelar Wisuda dan Monev Akhir Awardee Beasiswa Desamind 1.0

Wisuda awardee beasiswa Desamind 1.0 / istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Desamind Indonesia Foundation menggelar acara monitoring dan evaluasi (Monev) serta wisuda awardee beasiswa Desamind 1.0 secara daring, Minggu (2/1/2022).

Acara tersebut digelar sebagai penanda berakhirnya pemberian beasiswa kepada para awardee beasiswa yang telah diseleksi oleh para juri pada 30 November 2020 lalu.

Seluruh awardee beasiswa Desamind 1.0, mentor awardee yang merangkap menjadi juri, awardee beasiswa Desamind 2.0 menghadiri acara tersebut.

“Sebenarnya, sumber daya terbesar yang dimiliki Indonesia adalah sumber daya manusia (SDM), bukan sumber daya alamnya (SDA),” ujar

Hardika Dwi Hermawan, M.Sc (ITE) selaku President Director Desamind Indonesia Foundation.

Mengenai hal itu, ia menganalogikan, jika sumber daya alamnya bagus, namun sumber daya manusianya tidak diolah dengan baik, maka alam tidak akan terurus dan tak akan terjaga dengan baik.

Secara filosofis, Kak Dika, sapaan akrabnya menyatakan, jika seseorang tidak bisa menjadi jalan raya, cukuplah menjadi jalan setapak yang dapat dilalui oleh orang.

Jika seseorang tak bisa menjadi matahari, cukup menjadi lentera yang dapat menyinari sekitar. “Begitu pula, jika kita tidak dapat menjadi obor di Jakarta, cukup dengan menjadi lilin-lilin di desa yang bisa menerangi lebih dari 70 ribu desa,” katanya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Sementara itu, Evi Lestari, B.Ed selaku trustee dan pembina Yayasan Desamind Indonesia Foundation berharap nilai-nilai kebermanfaatan melalui program tersebut terus mengalir dan berlanjut meskipun nanti sudah wisuda dan selesai.

Baca Juga :  Dapat Keluhan Permasalahan Klasik Pasar Klewer, Ini Solusi yang Ditawarkan Bambang Gage

Ia berpesan, para wisudawan tidak cukup untuk menjadi baik dan sukses. Tetapi perlu ada usaha, kepedulian, semangat mengambil peran, dan peka terhadap lingkungan sekitar, agar para awardee dapat membawa jejak-jejak kebaikan di muka bumi.

Selanjutnya, masing-masing awardee diberi kesempatan 15 menit untuk melakukan presentasi dan tanya jawab.

Salah satu awardee, Emi Triani memaparkan program Baladesa.id, yang bertujuan merevitalisasi komponen penggerak desa, mengajak pemuda bagaimana caranya berkontribusi di desanya masing-masing dengan memberikan edukasi mengenai desa.

 

Beberapa programnya antara lain membentuk sekolah desa dan karang taruna, projek sosial berupa omah dhewe sebagai tempat literasi dan pengembangan anak-anak desa. Program ini dilaksanakan di Desa Bantengan, Karanggede, Boyolali.

Awardee Bagas Primandaru menyampaikan materi tentang Bumi Trikarso: Dari Desa Untuk Indonesia. Program tersebut bertujuan memaksimalkan lahan Desa Trikarso, Kecamatan Sruweng, Kebumen yang masih kosong dengan menanam tumbuhan yang bernilai jual.

Misalnya tanaman lidah buaya yang dapat diolah menjadi keripik dan minuman lidah buaya. Penanaman lidah buaya tersebut dilakukan di pekarangan rumah.

Aan Munandar lebih fokus menangani program Lingkar Dahan. Program itu mengolah sampah menjadi produk layak jual. Salah satu produknya adalah jam dinding kayu yang diberi nama “Divine Timepiece”.

Sedangkan Aulia Syifa Ardiati menyampaikan materi program Kianmembumi.id. Ia melihat, dari masalah pencemaran udara dan penurunan pendapatan karena Covid-19.

Baca Juga :  Bahlil Lahadalia Kesengsem Soto Khas Solo, Cocok Rasanya dan Paten

Kondisi tersebut memantik ide untuk merancang program pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Adipala, Kabupaten Cilacap. Pekerjaan yang dilakukan adalah penanaman kangkung, pemberdayaan kebun KWT, pembuatan abon lele, pembuatan pupuk kompos, dan lain sebagainya.

Sementara itu, Alfiana Eka Priyanika menyampaikan menyampaikan program Menyapa Lereng Merapi. Program itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Dukuh Gilir Pasang dan Dukuh Ngringin, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten.

Program tersebut diwujudkan dalam bentuk Waste scholarship, rumah belajar lentera dan mentorship.

Wisuda dilakukan secara simbolis dengan penyerahan sertifikat kepada para awardee dan para mentor disertai sepatah kata dari mereka.

PIC program beasiswa Desamind 1.0, Yulia Susanti berharap para alumni beasiswa Desamind 1.0 dapat memberikan dampak dan kebermanfaatan di setiap pijakan bumi. Arlita Andriani