JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Habiskan Rp 204 Juta, Warga 2 Dukuh di Salah Satu Desa Miskin di Sragen Ini Akhirnya Punya Jembatan Setelah 11 Tahun Menunggu

Jembatan Sepan penghubung dua dukuh Sedadi dan Pancuran di Desa Bonagung, Tanon, Sragen diresmikan Wagub Jateng dan Bupati setelah 11 tahun menunggu. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Warga dua dukuh di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Sragen, yakni Dukuh Sedadi dan Pancuran akhirnya bisa tersenyum lega.

Pasalnya mimpi mereka untuk bisa memiliki akses penghubung melalui jembatan, akhirnya bisa terwujud.

Jembatan yang dinanti warga selama 11 tahun itu dinamai Jembatan Sepan.
Jembatan itu baru selesai dibangun dengan dana Rp 204 juta dari Corporate Social Responsibility (CSR) dan pendampingan dari Dinas Pekerja Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jateng.

Peresmian jembatan di salah satu desa miskin di Sragen itu dilakukan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen. Turut hadir mendampingi Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dan jajaran Forkompida.

Kepala Desa Bonagung, Suwarno mengatakan Jembatan baru itu ia namakan Sepan yang merupakan kependekan dari dua dukuh yakni Sedadi dan Pancuran.

Jembatan itu pernah dibangun swadaya tahun 2010 namun kemudian amblas diterjang banjir.

Keterbatasan anggaran menjadi kendala untuk memperbaiki sehingga selama 11 tahun terakhir dua dukuh itu terpaksa harus terputus.

Baca Juga :  Prestasi Gemilang Bintang Lima dan Terbaik TOP BUMD Awards 2024: Inilah Bukti Keunggulan RSUD dr. Soeratno Gemolong Sragen

“Dulu ini jembatan hasil swadaya pada 2010 sudah ambleg terkikis air sungai, akhirnya sampai sekarang jalannya juga habis terkikis air sungai,” paparnya di sela peresmian.

Ia menguraikan jembatan Sepan itu awal dibangun agak sedikit miring dan tidak lurus dengan jalan. Setelah diperbaiki ini, jalan dan jembatan menjadi sejajar atau lurus.

Ia berharap keberadaan jembatan itu bisa meningkatkan mobilitas dan perekonomian warga utamanya di dua dukuh itu.

Sebab diakuinya, Desa Bonagung memang masuk desa miskin yang berada di zona merah kemiskinan di Kabupaten Sragen.

Hal itu pula yang mengantar desanya mendapat bantuan 10 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan jamban sehat satu unit. Masing-masing RTLH menerima Rp 15 juta dan jamban sehat senilai Rp 5 juta.

“Sampai saat ini, masih ada 600 KK miskin di desa kami. Dan jumlah
RTLH sebanyak 209 unit. Dengan bantuan 10 unit dari DPU maka tinggal 199 RTLH di Bonagung,” urainya.

Baca Juga :  Viral Dexlite Abal-abal di Sragen Ternyata Dialami Juga oleh Anggota DPRD Tulungagung, Mobilnya Langsung Ndongkrok di Bengkel 3 Hari
Dua bocah tampak kegirangan setelah dukuh mereka punya jembatan baru yang menyambung ke dukuh seberang. Foto/Wardoyo

Pembangunan jembatan dan bantuan RTLH ini diharapkan bisa menopang pengembangan potensi desa menjadi objek wisata dan dikelola badan usaha milik desa (BUMDes) akan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Suwarno menyebut saat ini ada dua obyek yang dikelola BUMDes yakni kolam renang Sendang Kowang dan bumi perkemahan Ranu Kusumo.

Namun pengembangan belum berdampak signifikan pada pengentasan kemiskinan.

“Kami berharap pada 2022 ini bisa mendapatkan RTLH sebanyak 40 unit dari provinsi Jawa Tengah. Kami mengajukan 40 unit tetapi hasil verifikasi belum tahu,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala DPU BMCK Jawa Tengah, Hanung Triyono mengatakan pada tahun ini pihaknya juga akan kembali melakukan pendampingan di Kecamatan Tanon.

Setelah dibangun, pihaknya berharap Jembatan Sepan ini bisa mempercepat pengembangan BUMDes dan mendapatkan hasil yang maksimal.

“Selain itu masyarakat sekitar diharapkan semakin mandiri kesejahteraannya dan kemiskinan di Desa Bonagung ini secara cepat bisa turun,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com