WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Jajaran Polres Wonogiri sangat total dalam mewujudkan zero knalpot brong. Terbukti tidak hanya menggelar apel besar tertib berlalu lintas zero knalpot brong, namun juga terus menggalakkan upaya menghilangkan knalpot brong melalui beragam cara.
Nah salah satu cara itu adalah melalui media wayang oleh dalang. Namun menariknya, dalang yang melakonkan sosialisasi zero knalpot brong itu juga merupakan anggota kepolisian.
Polisi sekaligus dalang ini adalah Bripka Sutrisno. Dia saat bertugas sebagai
Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Polsek Wuryantoro Wonogiri.
Tidak tanggung-tanggung, Bripka Sutrisno sudah memiliki nama panggung. Yakni Ki Anom Sutrisno. Pemberi gerak itupun bukan orang sembarangan. Melainkan sang maestro dalang Ki Anom Suroto yang sekaligus guru dalang Bripka Sutrisno.
Sebagai orang Jawa, Sutrisno mengaku mencintai wayang sejak lama. Didukung oleh lingkungan kerja dan keluarga, dia pun bisa ikut melestarikan budaya adiluhung itu. Apalagi wayang kulit bisa menjadi media untuk mensosialisasikan program kepolisian kepada masyarakat secara humanis.
Menurut suami dari Anggraini Wulandari itu, antusiasme masyarakat utamanya terhadap wayang kulit masih tinggi. Buktinya, di tengah keterbatasan saat pageblug Corona masih ada saja warga yang melihat pentas wayang secara langsung maupun virtual.
“Dan di situ kita lihat ternyata efektif untuk menyampaikan pesan-pesan seperti protokol kesehatan, kebijakan pemerintah sampai terakhir ini knalpot brong. Masyarakat lebih bisa menerima dan lebih mudah diingat,” beber dia dijumpai usai apel besar tertib berlalu lintas zero knalpot brong di GOR Girimandala Wonogiri, Minggu (23/2/2022).
Bhabinkamtibmas Desa Sumberejo Kecamatan Wuryantoro itu menceritakan, dia mulai gencar memberikan pesan-pesan dari Polri lewat wayang sejak awal pandemi, alias pada 2020 lalu. Hal itu masih berlanjut hingga saat ini.
Awal dia bisa mendalang adalah ketika menjadi MC di acara campursari yang dikemas dengan gaya pewayangan sekitar tahun 2006 lalu. Dari situ, dia pun mendapatkan masukan agar terjun ke dunia wayang hingga akhirnya belajar autodidak.
Setelah belajar autodidak, dia akhirnya belajar kepada dalang kondang Ki Anom Suroto. Sutrisno juga mengaku sudah diangkat anak oleh dalang itu. Bahkan sudah diberi nama panggung yakni Ki Anom Sutrisno.
“Saat belajar wayang ada kurangnya dikoreksi beliau. Sekitar dua tahun yang lalu itu,” kata bapak empat anak itu.
Sutrisno mengatakan terkait rencana kegiatan pengukuhan Paguyuban Dalang Bhayangkara (Padhangkara) sekaligus pentas wayang yang didalangi enam polisi 19 Februari nanti. Dirlantas Polda Jateng Kombes pol Agus Suryonugroho mendoakan agar Padhangkara bisa selalu sukses. Sutrisno juga tak menampik harapannya dimana Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bisa hadir langsung melihat pagelaran itu.
Pria kelahiran Klaten 12 Januari 1981 itu meyakini, lewat wayang atau budaya lain polisi bisa lebih mudah dekat dengan masyarakat. Polisi juga bisa ikut melestarikan budaya. Meski tak dipungkiri dia juga bisa mendapatkan penghasilan tambahan atas keterampilannya memainkan wayang. Namun yang terpenting adalah wayang bisa tetap lestari di tengah masyarakat dan lewat wayang pesan-pesan harkamtibmas bisa disampaikan secara humanis kepada masyarakat.
Sementara itu, Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto mengapresiasi anggotanya yang piawai mendalang itu. Dia sudah mengetahui bahwa Sutrisno kerap menyampaikan pesan kamtibmas.
“Ini tadi kita undang supaya bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tidak menggunakan knalpot brong. Memang sudah sering menyampaikan pesan-pesan lewat wayang,” kata dia. Aris