SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Hujan deras yang menguyur Sragen dari siang hingga petang memicu banjir di jalan raya Tanon- Mondokan tepatnya di Dukuh Bringinan, Tempelrejo, Mondokan, Kamis (20/1/2022) petang.
Akibat banjir itu, rombongan pengantin asal Desa Gading, Tanon yang hendak menuju ke Desa Jekani, Mondokan, sempat terjebak banjir akibat luapan anak sungai di perbatasan Tanon-Mondokan tersebut.
Banjir setinggi 50 sentimeter itu bahkan membuat belasan kendaraan pengiring sempat mogok saat berusaha menerjang luapan banjir.
Insiden tersebut meninpa rombongan pengantin asal Dukuh Ngaringan, Desa Gading, Kecamatan Tanon.
Mereka hendak mengiring Anhar, mempelai pria asal dukuh itu menuju ke rumah mempelai wanita di Jekani, Mondokan.
Informasi yang dihimpun, rombongan pengantin dan pengiring berangkat dari rumah sekitar pukul 19.00 WIB. Kebetulan hujan deras mengguyur sejak siang.
Saat melintasi wilayah Bringinan, Tempelrejo, rombongan dihadang banjir akibat anak sungai meluap. Namun karena sudah dikejar waktu, rombongan terpaksa berusaha menerobos banjir.
Akibatnya, belasan kendaraan roda dua mogok karena mesin kemasukan air. Salah satu rombongan, Suka (40) mengatakan tidak mengetahui jika jalur yang akan dilintasi bakal diterjang banjir.
Saat berada di lokasi banjir, rombongan tak bisa berbuat banyak karena air begitu deras. Lantaran waktu sudah mepet, tidak ada pilihan lain kecuali nekat menerjang.
“Kalau mau putar lewat jalan lain juga sangat jauh padahal waktunya sudah mepet. Terpaksa tadi sebagian nekat. Kalau rombongan mobil dan pengantin aman, yang bawa motor yang banyak mogok,” ujarnya Kamis (20/1/2022) malam.
Ia menyampaikan dari sekitar 20an lebih kendaraan roda dua yang mengiring, ada belasan yang sempat mogok lantaran mesin kemasukan air.
“Tadi airnya deras sekali. Kaget dan bingung karena sudah terlanjur. Mau balik dan cari jalur alternatif sangat jauh padahal sudah kemalaman. Seumur umur baru kali ini ngiring nganten kena banjir dengan arus sebesar itu,” urainya.
Pengantin Sempat Ketar-Ketir
Sementara, sang pengantin, Anhar mengaku sempat cemas karena kehadirannya sudah ditunggu di lokasi mempelai wanita.
Ia yang menaiki mobil masih relatif aman dan bisa menerjang banjir tanpa mogok. Namun rombongan pengiring di belakang yang menaiki kendaraan roda dua banyak yang mogok.
“Saya tadi kaget dan sempat ketar-ketir. Semua di luar prediksi nggak tahu kalau lokasi perbatasan itu banjir. Dan banjirnya juga deras sekali, kalau yang bawa mobil aman, tapi yang motor pada mogok. Bahkan ada yang hampir hanyut karena derasnya air,” jelasnya.
Beruntung, rombongan pengantin bisa sampai tujuan dengan selamat. Kemudian melangsungkan prosesi malam ini dengan lancar.
Sebagian rombongan yang membawa sepeda motor, agak terlambat tiba. Meski demikian prosesi hajatan di kediaman mempelai wanita akhirnya tetap berjalan sesuai rencana. Wardoyo