JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Geregetan Kemiskinan Sragen Ranking 8 se-Jateng, Bupati Langsung Kumpulkan Puluhan Petugas Sensus. Ini Wejangannya!

Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tingginya angka kemiskinan di Sragen yang menduduki peringkat 8 se-Jateng membuat Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati geregetan.

Penasaran dengan metode yang membuat kemiskinan Sragen di luar dugaan nangkring di 10 besar dari 35 kabupaten/kota, Bupati langsung berinisiatif mengumpulkan para petugas sensus di Badan Pusat Statistik (BPS).

Sebanyak 87 petugas survei atau pencacah lapangan Sensus Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022, dikumpulkan di ruang aula Sukowati, Kamis (18/2/2022).

Mereka ditanya dan diberikan pembekalan terkait metode survei yang dilakukan. Termasuk rencana cacah jiwa yang akan kembali dilakukan pada Susenas 2022 yang akan dimulai bulan depan.

Susenas merupakan survei yang dirancang untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang relatif sangat luas.

Data yang dikumpulkan antara lain menyangkut bidang-bidang pendidikan, kesehatan/gizi.

Perumahan, sosial ekonomi lainnya, kegiatan sosial budaya, konsumsi/pengeluaran dan pendapatan rumah tangga, perjalanan, dan pendapat masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangganya.

Baca Juga :  Karang Taruna Bina Karya Muda di Sragen Menggelar Acara Takbir Keliling Hari Raya Idul Fitri 1445 H Diiringi Musik Drumband

Bupati mengatakan para petugas cacah jiwa itu dikumpulkan untuk mengetahui bagaimana metode yang digunakan.

Sehingga bisa diketahui tingkat akurasi pencacahan. Sebab hasil sensus tingkat kemiskinan di 2021 dinilai sangat mengejutkan.

Yakni angka kemiskinan Sragen masih tinggi di angka 13.83. Padahal Pemkab sudah berjuang menggelontorkan banyak program dan terobosan untuk mengurangi angka kemiskinan.

“Apa yang sudah kita capai selama ini, berapa banyak usaha yang kita keluarkan untuk pengentasan kemiskinan. Kami minta mengisi data survei yang sesungguhnya dan angka errornya sangat minim,” papar Bupati kepada wartawan.

Bupati Yuni menyampaikan dari perbincangan dengan para petugas, banyak petugas survei Susenas belum mengetahui bahwa Kabupaten Sragen merupakan penyangga pangan nasional.

Pihaknya hanya mengetahui petugas pencacah sementara responden sudah ditentukan oleh BPS. Terungkap pula bahwa pelaksanaan Susenas dilakukan secara acak.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

“Jadi siapa saja by name by address kami tidak tahu. Yang kita tau hanya dari 20 kecamatan yang dijadikan responden 40-50. Sragen paling banyak penduduknya respondennya hanya 40,” urai Bupati.

Bupati menyebut penentuan jumlah responden juga dinilai kurang representatif. Misalnya untuk Kecamatan Masaran jumlah respondennya hanya 40 orang. Sementara Jenar yang jumlah penduduk lebih sedikit dari Masaran malah respondennya 50 orang.

Lantas Kecamatan Tangen jumlah respondennya juga 40 orang. Menurutnya, pihaknya tidak bisa mendapat kejelasan dasar penentuan responden.

“Kami tidak bisa mempertanyakan kenapa jumlah sekian, tapi kami minta petugas survei agar bekerja serius,” terangnya.

Sebagai informasi, angka kemiskinan di Kabupaten Sragen sendiri pada 2021 sebesar 13,83 persen. Angka tersebut membuat Sragen berada di urutan kedelapan daerah dengan jumlah kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com