SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah pedagang sovenir di lingkungan museum Sangiran keluhkan sepinya pembeli, hal itu mencuat saat museum dibuka kembali untuk umum beberapa bulan lalu.
Pantauan dilapangan sejumlah pedagang di kios sovenir museum sangiran terlihat sepi pengunjung dan hanya duduk di depan kios mereka dan sesekali bertriak memanggil sejumlah pengunjung menawarkan dagangannya.
Ditemui di lapak jualan sovenir, ketua koperasi pedagang sovenir museum Sangiran, Bambang Sugiarto (49) warga Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Sragen mengatakan selama pandemi di lingkungan museum penjualan sovenir sangat sepi beli dan sangat jauh dari harapan.
“Iya karena pertama dampak pandemi, terus setelah dibuka itu dampak parkir yang diluar otomatis pengunjung itu ketika berkunjung ke sangiran itu pulangnya tidak melewati kios keberadaan kami,” kata Bambang, Rabu 16 Februari 2022.
Bambang juga mengkritik soal keberadaan parkir kendaraan di luar museum sangat berdampak pada pedagang sovir yang berada di dalam museum Sangiran.
“Memang setelah parkir di luar ini banyak sekali pengaruhnya mas, terutama mengenai pengunjung, memang selama ini pedagang adalah satu satunya mata pencarian teman teman disini tapi ini sepi pembeli,” bebernya.
Bambang berjualan sovenir di lingkungan museum Sangiran sudah 30 tahun, dari hasil jualan sovenir tersebut mampu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan anak sampai perguruan tinggi.
“Tapi setelah ada covid ini berdampak sekali dan kedua dibukapun mohon maaf parkirnya diluar dampaknya sangat terasa sekali, jangankan pendapatan harian mas kami ngak munafik ya disini pedagang kerjaannya hanya buka tutup aja ngak ada tamu yang mampir,” kata dia.
Keluhan utama yang paling utama disampaikan para pedagang sovenir selama ini hanya sepinya pengunjung dan jika ada pengunjung banyak yang tidak mampir di kios sovenir,”Harapnya para pengunjung memohon agar diadakan diskusi bersama dan duduk bersama untuk memecahkan masalah ini terutama soal parkir kendaraan di luar itu sangat pengaruh sekali bagi kami yang didalam jualan sovenir tidak laku atau tidak ada pengunjung yang mampir,” ujarnya.
Huriyanto