SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemdes Tangkil menggelar kegiatan pemberantasan tikus secara massal di areal pertanian setempat, Selasa (15/3/2022).
Mengganasnya serangan tikus dalam tiga tahun terakhir, membuat Pemdes berinisiatif menggandeng aparat dan warga untuk terjun memburu tikus melalui gropyokan.
Puluhan warga di desa itu bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas, bersatu membongkar pematang dan sarang-sarang untuk memusnahkan hewan pengerat itu.
Hanya dalam hitungan 2 jam, ratusan ekor tikus berhasil ditangkap.
“Hari ini kami mengadakan gropyokan tikus. Karena saat ini tikus benar-benar musuh bagi para petani. Sudah 3 tahun hama tikus ini menyerang persawahan di Tangkil dan paling parah ya tahun-tahun ini. Hasil panenan jadi kurang dari perkiraan. Makanya kami menggandeng semua Gapoktan dan aparat, sepakat untuk gropyokan,” papar Kades Tangkil, Suyono di sela gropyokan, Selasa (15/3/2022).
Kades menguraikan gropyokan dipilih lantaran dinilai paling efektif dan aman bagi petani. Gropyokan digelar dengan sarana emposan, linggis, api gas elpiji dan belerang.
Peralatan itu digunakan untuk membongkar sarang di pematang serta memacu tikus agar keluar. Gerakan gropyokan digencarkan lantaran penggunaan setrum tikus dinilai berbahaya dan sudah banyak merenggut nyawa di Sragen.
“Di Tangkil ini sudah ada dua kejadian kesetrum tikus. Satu orang meninggal di Cumpleng dan satunya beruntung masih bisa selamat. Kalau pakai setrum taruhannya memang nyawa” terang Kades.
Kegiatan gropyokan itu digelar dengan menggunakan anggaran dana desa. Pemberantasan tikus dinilai mendesak lantaran dalam tiga tahun terakhir, serangan tikus sudah di luar batas kewajaran hingga membuat panen petani merosot.
Gropyokan digelar sebelum masa tanam. Dengan harapan ketika padi sudah ditanam maka bisa selamat dari serangan.
Selama ini pola serangan tikus lebih banyak menyerang ketika tanaman padi sudah mulai berkembang.
“Ini juga upaya untuk menjaga ketahanan pangan di desa kami. Kalau dibiarkan produksi pangan akan terus menurun karena tikus makin banyak,” jelasnya.
Suyono menambahkan sebagai wujud apresiasi, setiap satu ekor tikus dewasa yang ditangkap dihargai Rp 2.000. Sementara untuk anakan tikus, per ekor dihargai Rp 500.
Pemberian upah itu dimaksudkan untuk memotivasi warga dan petani agar semangat memberantas tikus melalui gropyokan.
Menurut rencana gerakan itu akan digelar selama seminggu ke depan dengan sasaran tiap hari berpindah sampai seluruh areal di Tangkil terkover bersih dari tikus.
Salah satu petani, Agus Nurwanto (47) asal Tangkil mengaku semangat ikut gropyokan demi bisa memberantas hama tikus yang merajalela di sawah.
Ia tak menampik serangan tikus dalam tiga tahun terakhir, seperti tidak wajar. Berbagai upaya seperti memasang umpan sudah dilakukan namun tak kunjung menurunkan populasi.
“Makanya ada gropyokan ini, warga dan petani sangat mendukung dan senang. Apalagi ditebus satu ekor dibayar Rp 2000. Alhamdulillah ini tadi baru 30 menit dapat 7 ekor. Sebagian banyak yang mati di sarang karena kena emposan. Mudah-mudahan setelah gropyokan ini tikus segera mereda. Biar tanaman petani kembali aman dan panenan meningkat,” tandasnya.
Sementara dari hasil gropyokan pagi ini, lebih dari 200 ekor tikus berhasil ditangkap dalam kondisi mati. Pemdes langsung membayar lunas kepada masing-masing petani dan Poktan sesuai perolehan ekor. Wardoyo