SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM –-Jelang bulan puasa ramadhan peredaran makanan di masyarakat akan selalu mengalami peningkatan. Namun banyak masyarakat yang tidak memperhatikan isi kandungan dari bahan makanan yang dikonsumsinya.
Bentuk makanan yang menarik dengan warna-warna yang menggiurkan selalu menjadi daya tarik untuk masyarakat membeli dan mengkonsumsi makanan tersebut. Padahal di balik warna menarik sebuah makanan bisa saja terkandung zat yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Hal tersebut yang menjadi fokus sosialisasi dan edukasi yang dilakukan Komisi IX DPR RI Gus Nabil menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jateng pada pelaku UMKM di Karangasem Solo, Kamis (10/3/2022).
“Jangan sampai menggunakan bahan bahan makanan yang berbahaya. Misalnya rodamin b yang itu merupakan pewarna tekstil yang sering kali digunakan untuk makanan siap saji maupun dikrupuk dan lain sebagainya,” terang Gus Nabil.
Gus Nabil menjelaskan penggunaan rodamin atau zat yang biasa digunakan dalam pewarnaan tekstil dalam jangka panjang akan dapat mengakibatkan pembengkakan di hati atau liver.
“Itukan bisa diganti dengan pewarna makanan biasa. Memang menggunakan pewarna tekstil, cenderung lebih ngejreng menarik warnanya. Tapi itu berbahaya bagi tubuh, harus nya untuk baju tekstil tapi disalah gunakan untuk pewarna makanan,” tegasnya.
Sementara itu Kepala BPOM Jateng Sandra MP Linthin mengatakan bahwa peredaran bahan makanan dan jamu yang mengandung bahan kimia obat masih banyak berada di masyarakat.
“Kita terus sosialisasi makanan yang aman dan sehat sehingga masyarakat menjadi konsumen yang cerdas. Ketika masyarakat belum meningkat pengetahuannya, maka demand (permintaan) makanan yang tidak sehat tetap ada,” ungkap Sandra
Sandra menyebut, bahan makanan dan juga obat yang tidak standar pada jangka panjang akan menimbulkan efek kesehatan yang serius.
“Selama demand (permintaan) masyarakat masih tinggi pada produk ini tentu penjual akan tetap memproduksi. Kita pakai dua cara, supply (pasokan) kita tekan dan demand (permintaan) pada produk ini kita kurangi,” tandasnya.
Ia menambahkan saat ini banyak program yang dibuat untuk keamanan pangan masyarakat seperti keterpaduan program keamanan pangan. Mulai dari tingkat desa hingga sekolah-sekolah untuk ikut mengawasi anak didik jajan makanan sehat.
“Pasar tradisional juga masih banyak yang menjual makanan mengandung zat berbahaya. Kita perlu selalu mengingatkan karena efeknya jangka panjang, tidak langsung reaksi setelah di makan. Tapi bisa menyebabkan penyakit kanker dan lainnya,” tegasnya. (Ando)