SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bulan suci Ramadhan selalu ditunggu-tunggu umat muslim. Pasalnya, di bulan Ramadhan banyak sekali pahala-pahala yang bakal kita dapatkan.
Biasanya, menjelang Ramadhan masyarakat muslim, terutama di Jawa menggelar tradisi nyadran dan ruwahan. Tradisi ini biasanya selalu diadakan pada bulan Ruwah (menurut kalender Jawa) atau Syakban (dalam penanggalan Hijriah).
Nyadran dan Ruwahan adalah tradisi yang turun temurun dilakukan oleh masyarakat umumnya di pedesaan. Tradisi ini dilakukan sudah bertahun-tahun, yang menggabungkan antara kepercayaan adat dan ajaran agama.
Nyadran adalah ziarah makam untuk pembersihan makam, mendoakan para leluhur serta menabur bunga. Sedangkan ruwahan adalah bentuk kegiatan untuk silaturahmi antar warga sebelum puasa tiba. Setelah itu masyarakat mengadakan kenduri.
Biasanya, masing-masing warga akan memasak dan membuat makanan khusus untuk kenduri, seperti nasi berkat, ketan, tumpeng dan lain-lain.
Makanan tersebut dibawa ke makam dan mereka mengadakan doa bersama.
Demikian pula sebagaimana yang dilakukan oleh warga Desa Ujung-Ujung, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Mereka melakukan tradisi ini sudah bertahun-tahun. Masyarakat juga turut membawa masakan-masakan untuk disantap usai membersihkan makam dan berdoa bersama.
Setiap warga dipersilakan memakan masakan yang dibawa tadi. Masyarakat Desa Ujung-Ujung percaya jika makanan yang mereka bawa sudah memanjatkan doa bersama akan diberikan berkah dan pahala.
“Istilahe yen sampun ‘mambu donga’, sajen wau pun wonten pahalane (Istilahnya kalau sudah didoakan, makanan tadi ada pahalanya,” ujar Sugiarti (61), warga Desa Ujung-Ujung kepada Joglosemarnews, Sabtu (19/3/2022).
Sugiarti menjelaskan, tradisi tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Dan uniknya, sampai sekarang tradisi tersebut tidak pernah ditinggalkan oleh masyarakat setempat.
“Selain membersihkan makam, warga juga berdoa untuk leluhur dan meminta ampun kepada Allah SWT…,” ujar Sugiarti.
Masyarakat Desa Ujung-Ujung percaya, tradisi tersebut menjadi simbol pembersihan diri menyambut bulan suci Ramadhan. Cindy Nur Arifah