SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM —Angka stunting di Kota Solo diketahui menempati urutan ke 2 di Jawa Tengah setelah Kota Tegal sejak tahun 2021 lalu. Hal ini dikatakan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Solo, Selvi Ananda, usai menghadiri penyaluran multivitamin kepada ibu hamil dan juga ibu menyusui di Gedung Dinas Kesehatan Kota Solo, Senin, (4/4/2022).
“Angka stunting di Kota Solo kita masih sekitar 800-an. Dari kita targetnya itu setiap tahun harus turun 3%. Dari tahun lalu angka kita masih tetap sama segitu. Kita nomor 2 se-Jawa Tengah habis Tegal, nomor dua dari atas,” ungkap Selvi Ananda.
Lebih lanjut Selvi mengatakan bahwa harus menggandeng beberapa pihak untuk memberikan bantuan-bantuan. “Menurut saya tidak bisa hanya dengan edukasi, sosialisasi tapi harus dengan sasaran yaitu pemberian bantuan secara langsung. Seperti kegiatan ini ibu hamil dan ibu menyusui dapat multivitamin,” paparnya.
Untuk program ke depan tim penggerak PKK akan tetap mengedepankan kerja sama dengan berbagai pihak. “Kita cari CSR-CSR untuk memberikan bantuan lagi ke anak-anak, balita stunting, ibu hamil, serta ibu menyusui. Dengan tujuan untuk meningkatkan gizi,” terang Selvi Ananda.
Masih tingginya angka stunting di Solo, diutarakan Selvi Ananda dipengaruhi oleh banyak faktor. “Tidak bisa dipungkiri ya, karena banyak fakta sih ya. Cakupan gizi, faktor ekonomi, kemudian higienitas lingkungan, sanitasi, drainase kebersihan, dan kesehatan di keluarga itu sendiri. Cuman ya memang paling lebih banyak berpengaruh di cakupan gizi,” pungkasnya.
Sementara itu dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih data mengenai stunting tersebut berdasarkan data SSGI atau Survei Gizi Indonesia dari Kementerian Kesehatan. “Data survei gizi indonesia (SSGI) itukan pakainya blok sensus. Blok sensus itu Solo mendapat 10 blok sensus angka nasional yang dipakai itu. Blok sensus itu kan cuma menggambarkan berapa populasi. SSGI itu dari luar, tapi itu tidak seluruh penduduk ditimbang lho,” jelas Siti Wahyuningsih.
Namun ditambahkan Siti, blok sensus di sistem tersebut bisa digeneralkan. Bisa memakai dan memilih blok-blok tertentu yang dianggap mewakili penduduk Solo. “Memang permasalahan stunting ini harus diselesaikan secara komprehensif. Dinas pertanian mengambil peran bagaimana pemberdayaan lahan, kemudian perkim peranannya juga sangat besar. Seperti Intervensi fisik 70% jambannya gimana. Terus kemudian ipalnya, lantai rumahnya gimana, ventilasinya gimana. Karena stunting itu tidak hanya diintervensi dari masalah kesehatan saja,” pungkas Siti. (Ando)