JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Baru Terungkap, Ketua PSHT Sragen Surtono Ternyata Sudah Meninggal Sejak dari Rumah. Putri Almarhum Beber Detik-Detik Kepergian

Diyah Pramukti (kanan), putri almarhum Ketua PSHT Cabang Sragen, Surtono saat melihat wajah bapaknya untuk terakhir kali sebelum dimakamkan Sabtu (16/4/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kepergian Drs Surtono, Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sragen yang tutup usia, Sabtu (16/4/2022) dinihari menguak fakta baru.

Meski sempat dilarikan ke RSI Amal Sehat Sragen, ternyata petinggi PSHT Cabang Sragen itu sebenarnya sudah meninggal sejak dari rumah.

“Memang sempat dibawa ke RSI Amal Sehat, tapi Bapak sebenarnya meninggalnya sebenarnya sudah sejak dari rumah,” papar putri almarhum, Diyah Pramukti kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , seusai pemakaman almarhum, Minggu (17/4/2022).

Diyah menuturkan almarhum bapaknya meninggal sekitar pukul 00.30 WIB. Kepergian almarhum memang terkesan mendadak dan tidak ada gejala sakit apapun.

Menurutnya, malam itu bapaknya diketahui tidur sekitar pukul 24.00 WIB. Almarhum tidur bersama ibunya dan dua cucunya.

Awalnya almarhum tidur seperti biasa yakni disertai suara mendengkur. Namun sekitar setengah jam berselang, anggota keluarga lain baru merasakan curiga setelah suara dengkuran khas almarhum mendadak tak lagi terdengar.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

“Iya, Bapak itu biasanya kalau tidur mesti ngorok (mendengkur). Nah pas tidur pun sempat terdengar ngorok, lalu kok jam 00.30 WIB nggak ada lagi terdengar ngoroknya. Akhirnya dicek ke kamar ternyata sudah diam dan waktu itu sudah nggak ada (meninggal). Lalu dibawa ke rumah sakit itu,” terang Diyah.

Diyah menuturkan mengenang almarhum sebagai sosok yang berjiwa sosial dan loyal.

Bahkan saking sosialnya, terkadang ia rela mengabaikan kepentingannya sendiri demi bisa membantu atau menolong orang lain.

“Bapak itu kadang lebih mementingkan orang lain daripada urusannya sendiri atau keluarga. Kayak misalnya rela namanya dipakai untuk pinjam utang teman atau orang yang membutuhkan bantuannya. Padahal kadang dipinjam anaknya malah nggak boleh,” ujar Diyah.

Kemudian, jiwa sosial almarhum juga sangat terlihat ketika dimintai tolong untuk urusan yang membutuhkan bantuannya.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Terlebih apabila untuk urusan warganya, tak segan ia memilih mengabaikan kepentingannya sendiri demi bisa membantu yang membutuhkan.

Jiwanya yang supel juga membuat almarhum lebih dekat dengan kalangan bawah tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial dan lainnya.

Hal inilah yang membuat almarhum dikenal sebagai sosok yang punya banyak relasi dan pertemanan.

“Bapak itu ya gitu, lebih suka memikirkan orang lain. Kadang nggak malu untuk mbantu yang di bawah. Malah lebih dekat dengan orang-orang biasa. Nggak memandang strata apapun, pokoknya bapak itu senang sosial,” urai Diyah.

Jiwa sosial dan supel itu juga ditunjukkan dengan banyaknya pelayat yang hadir saat pemakaman, Sabtu (16/4/2022) siang.

Tak hanya menyampaikan belasungkawa, ribuan pelayat juga turut mengantar jenazah almarhum ke peristirahatan terakhirnya di makam Kawistu, Karang Tengah, Sragen berdampingan dengan makam kakaknya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com