JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Perang Sarung Antar Kelompok Pelajar di Bantul, Ternyata Ini Isinya

Polres Bantul telah mengamankan dua kelompok remaja yang terlibat tawuran di mana salah satu kelompok berjumlah 20 orang. Sedangkan kelompok lainnya sembilan orang, Selasa (5/4/2022) / tribunnews
   

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Tawuran antarpelajar di Kabupaten Bantul sekarang lebih banyak dilakukan dengan senjata sarung, sehingga sering disebut perang sarung.

Namun, sarung yang digunakan sebagai senjata bukanlah sembarang sarung. Sarung hanya sebagai bungkus, namun di dalamnya terdapat benda-benda berat, seperti batu, kayu dan lain-lain.

Kode tersebut digunakan sebagai ajakan ‘kencan’ adu kekerasan antar berkelompok di Yogyakarta .

Perang Sarung itu sekaligus jadi bagian senjata yang digunakan saat Tawuran Sarung antar kelompok.

Dalam kasus terbaru, Polres Bantul mengamankan dua kelompok remaja yang terlibat Perang Sarung di mana salah satu kelompok berjumlah 20 orang, kedangkan kelompok lainnya sembilan orang.

Perang Sarung itu terjadi di simpang tiga Dusun Jodog, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak pada Senin (4/4/2022).

Kapolres Bantul AKBP Ihsan memaparkan dalam tawuran tersebut melibatkan dua kelompok remaja yang rata-rata masih berstatus pelajar dari SMP, SMA dan SMK.

“Ini tawuran antar kedua kelompok yang saling kenal. Mereka saling menantang di medsos melalui aplikasi WA untuk melakukan tawuran sarung. Kemudian kedua kelompok sepakat, disepakati tempatnya, yakni di TKP, termasuk jamnya,” ujar Kapolres dalam konferensi pers, Selasa (5/4/2022).

Dari tangan para pelaku, petugas menyita barang bukti sejumlah sarung.

Saat beraksi, para pelaku menggunakan sarung yang ujungnya diikat dan di dalamnya diisi batu.

Pengakuan pelaku Perang Sarung BR (19), salah satu dari kelompok pelaku mengaku kenal dengan kelompok korban.

Baca Juga :  Lakukan Tindakan Asusila di Sekolah, 2 Guru Berstatus PPPK di Gunungkidul Dipecat

Namun dari pengakuannya, yang mengajak duluan untuk perang sarung adalah dari pihak korban.

BR mengatakan bahwa malam itu juga mereka saling tantang.

“Dari sana (kelompok korban) dulu yang menantang, katanya ayo perang sarung,” ucapnya.

BR sendiri berperan sebagai eksekutor yang menganiaya korban hingga harus mendapat perawatan di rumah sakit.

 

Sementara TM (14) dari kelompok korban membantah disebut menantang duluan.

Menurutnya yang menantang terlebih dahulu adalah kelompok pelaku bahkan dua orang dari pihak korban yang mendapatkan pesan singkat melalui Whatsapp terkait ajakan perang sarung,

“Sana yang menantang kami di WA (dapat pesan Whatsapp) ngajak perang sarung,” ucap TM.

Sedangkan kasus yang lain adalah, Unit Reskrim Polsek Gamping dibantu masyarakat, mengamankan dua remaja berinisial JS (16) warga Gamping dan Bima alias BM (21) warga Kasihan, Bantul pada Selasa (5/4/2022) dinihari. Satu orang lain bernama Fadli masih dalam pencarian.

Kapolsek Gamping Kompol B. Muryanto mengatakan, awalnya ada rombongan remaja sekira 15 sepeda motor berputar-putar di malam hari. Rombongan sempat dihadangwarga karena meresahkan.

Satu di antaranya rombongan itu ada yang berboncengan tiga yaitu JS, BM dan F menggunakan sepeda motor jenis PCX warna merah (Nopol AB 2346 XY). Dua daritiga remaja yang bonceng sepeda motor itu, diketahui membawa dua celurit.

Singkat cerita ketiga jatuh kemudian diamankan, berdasarkan pengakuan elaku, malam itu mereka hendak perang sarung. Tetapi malah ada yang membawa dua bilah celurit.

Baca Juga :  Gempa M 5.0 di Gunungkidul, Getarannya Sampai Wonogiri, Trenggalek dan Pacitan

Salah satu pelaku, JS dihadapan petugas kepolisian mengaku menyesal. Ia yang bertugas sebagai joki motor mengaku awalnya tidak mengetahui kalau dua rekannya, BM dan F ternyata malam itu membawa celurit. Ia mengaku hanya diajak.

“Saya cuma diajak. Katanya, mau perang sarung menyambut bulan ramadan,” kata JS tertunduk.

 

Perang Sarung Kulon Progo

Sebanyak delapan pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Kulon Progo yang terlibat dalam kejadian ini diamankan oleh aparat kepolisian.

Mereka diamakan ketika hendak melakukan aksi tawuran perang sarung di wilayah Milir, Kalurahan Kedungsari, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (5/3/2022) dini hari.

Kedelapan anak yaitu SI (17) warga Pengasih, FT warga Lendah, DB (16) warga Lendah, MH (16) warga Pengasih, JM (16) warga Lendah, ZK (16) warga Sentolo, AA(14) warga Lendah dan AS (16) warga Pengasih.

Kapolres Kulon Progo, AKBP Muharomah Fajarini menjelaskan aksi ini diketahui oleh anggota reskrim dan sabhara yang sebelumnya mendapatkan informasi akan adatawuran oleh sejumlah anak di wilayah Milir.

Kemudian oleh jajaran kepolisian ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan di lokasi tersebut.

“Setelah disediliki ternyata benar didapatkan delapan anak yang diduga keras akan melakukan tawuran dan disepakati alatnya berupa sarung yang dililit hingga menyerupai tongkat atau anak-anak menyebutnya perang sarung,” katanya saat konferensi pers dengan awak media di Aula Polres Kulon Progo, Selasa (5/3/2022).

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com