SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Selama tiga hari, Selasa (26/4/2022) hingga Kamis (28/4/2022) sebanyak 250 peserta didik di SMP Negeri 8 Surakarta melakukan persiapan pendaftaran Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI).
Sie Publikasi SMP Negeri 8 Surakarta, Sri Suprapti melalui rilisnya ke Joglosemarnews menjelaskan, UKBI adalah sarana uji untuk mengukur kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia lisan atau tulis.
UKBI terdiri atas lima seksi, yang masing-masing adalah seksi mendengarkan, merespons kaidah, membaca dalam bentuk soal pilihan ganda, menulis dalam bentuk presentasi tulis dan seksi berbicara dalam bentuk presentasi lisan.
Terpisah, Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd meminta peserta didik untuk melakukan persiapan terlebih dulu sebelum mengikuti UKBI.
Hal itu penting, menurut Triad, dengan tujuan untuk memperlancar jalannya kegiatan UKBI yang akan dilaksanakan bulan depan. Selain itu juga agar peserta didik lancar dalam mengoperasikan komputer.
“UKBI adalah sarana uji untuk mengukur kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia lisan atau tulis,” ujarnya.
Lebih lanjut Sri Suprapti menjelaskan, hari Selasa dan Rabu dilakukan pendaftaran untuk tiga kelas, dan hari Kamis untuk dua kelas.
“Setiap kelasnya berjumlah 32 orang dan dilakukan di laboratorium TIK,” jelasnya.
Ia menjelaskan, alur pendaftaran yang akan dilakukan untuk UKBI adalah dimulai dengan pendaftaran, verifikasi, penjadwalan, konfirmasi, pelaksanaan dan sertifikat.
Adapun hasil UKBI peserta uji dipetakan ke dalam tujuh peringkat, predikat dan rentang skor. Ketujuh predikat dapat diserangkaikan dalam satu ungkapan Isu Unggul Managitas (Istimewa, Sangat Unggul, Unggul, Madya, Semenjana, Marginal, dan Terbatas).
Predikat tersebut, jelas Sri, menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sempurna dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tertulis.
Triad Suparman menambahkan, terkait dengan spesifikasi yang diperlukan, untuk bisa melakukan UKBI adaftif, peserta didik harus menggunakan komputer ataupun laptop, dan memiliki akses internet yang kecepatannya minimal 10mbps.
“Akses internet ini harus dipastikan bekerja dengan baik, sebelum peserta mengikuti ujian,” ujarnya. Suhamdani