SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penyesalan memang selalu datang terlambat. Seperti itu pula barangkali yang dirasakan warga di Dukuh Kowang, Desa Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.
Mimpi mereka untuk segera memiliki masjid megah bernilai miliaran akhirnya harus tergantung di awang-awang.
Sebab kesanggupan pihak ketiga yakni orang yang menjanjikan akan menyuplai dana miliaran untuk masjid baru, hingga kini hanya sebatas janji.
Padahal warga yang sudah bersemangat, terlanjur merobohkan masjid Al Fatah, yang selama ini jadi satu-satunya masjid terbesar di kampung itu.
Kini di bulan suci ramadhan, ratusan warga di kampung itu terpaksa harus melupakan mimpi beribadah berjamaah di masjid.
Lantaran tidak ada lagi bangunan masjid di kampung itu dan masjid lainnya ada di kampung lain yang berjarak cukup lumayan.
Sekadar tahu Dukuh Kowang terdiri dari 7 RT dan dihuni sedikitnya 800 KK dengan jiwa di atas 1000 orang. Kades Ngargotirto, Sumadi menyebut Masjid Al Fatah yang kini dirobohkan selama ini menjadi pusat ibadah bagi muslim di 5 RT di Kowang.
“Ya warga terpaksa ibadah di rumah masing-masing. Wong masjid Al Fatah itu masjid terbesar dan satu-satunya di kampung Dukuh Kowang. Ada masjid lain tapi jauh di kampung lain,” papar Kades Ngargotirto, Sumadi, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (4/4/2022).
Kades menguraikan saat ini panitia pembangunan masjid baru Al Fatah Kowang memang dilanda kebingungan.
Sebab masjid lama sudah terlanjur dipugar rata dengan tanah. Sementara sumber dana miliaran yang dijanjikan oleh donatur atau dermawan ternyata juga belum juga datang.
Padahal masjid besar itu sudah terlanjur dirobohkan sejak bulan Februari lalu. Warga berharap jika segera dibangun kala itu, mereka bisa beribadah bulan ramadhan di masjid yang baru.
Saat ini, panitia di dukuh itu terpaksa melanjutkan pembangunan dengan kondisi yang ada. Donatur ada dari beberapa orang namun bukan dari dermawan awal yang menjanjikan membangun total masjid.
“Karena dari awal ternyata yang bilang itu dari anak buahnya (dermawan) itu. Bukan langsung yang bersangkutan. Ketika ditagih, juga kebingungan. Kalau sementara ini pembangunan masih berjalan tapi di pihak ketigakan. Dananya ya dari donatur beberapa orang, termasuk material pihak ketiga,” jelasnya.
Namun kendala baru kembali muncul. Untuk membayar tenaga kerja butuh uang dan sumber dananya juga belum tersedia.
Walhasil, panitia sedikit mengalami kerepotan. Sehingga proses perjalanan pembangunan terpaksa masih berjalan sekedarnya.
“Panitia memang sedikit kerepotan. Lha gimana, masjid lama udah terlanjur dirobohkan semua,” tandasnya. Wardoyo