BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWSCOM – Antisipasi penyakit mulut dan kuku (PMK) terus digalakkan oleh jajaran Pemkab Boyolali.
Kali ini, digelar pemeriksaan hewan ternak sapi dan kambing di Pasar Hewan Karanggede pada Minggu (15/5/2022).
Sebanyak 15 ekor sapi terindikasi gejala suhu tinggi dan hipersalivasi karena cuaca.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, bukan karena PMK. Ternyata disebabkan karena suhu lingkungan yang panas.
“Dan ternak tersebut dipastikan sehat,” ujar Kepala UPTD Pasar Hewan Karanggede, Sapto Hadi Darmono.
Dijelaskan, pemeriksaan ternak dilakukan bersama Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) serta Polres Boyolali. Total, sebanyak 251 sapi dan 251 kambing diperiksa.
Pemeriksaan suhu dengan termometer dan pemeriksaan gejala klinis. Ada 15 sapi suhu tubuhnya hingga 40-41 derajad celcius dan keluar liur busa terus.
“Tapi setelah diperiksa mulut dan tracak kaki kondisi sehat.”
Pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan dan sosialisasi guna mengatasi PMK. Ditambahkan, Pasar Hewan Karanggede juga mendapat pasokan ternak asal luar kota. Yakni 10 persen ternak dari Sragen, 3 persen dari Puswodadi serta sisanya dari Boyolali dan sekitarnya.
“Adanya wabah PMK memang berdampak. Harga sapi ada penurunan, untuk sapi bakalan turun harga sampai Rp 250.000 – Rp 500.000. Karena petani belum mau membeli ternak. Kambing juga menurun sekitar Rp 50.000 – Rp 100.000.”
Hanya saja tidak terjadi panic selling dari penjual maupun peternak. Karena sosialisasi dan edukasi terkait PMK pada pedagang sudah digalakan.
Mereka diberi pendekatan dan pemahaman bahwa penyakitnya tidak separah dulu. Kemudian daging ternak masih bisa dikonsumsi seperti biasa.
“Kalau penurunan pembelian karena dari luar kota tidak bisa masuk.”
Terutama lalu lintàs (Lalin) ternak dari Jatim dibatasi. Sedangkan selama ini ternak yang masuk dari Malang dan sekitarnya lebih pada sapi perah. Sedangkan kebutuhan Idhul Adha nanti sapi jenis Jawa dan metal.
“Semoga nanti tidak berpengaruh tinggi pada hari raya kurban.” Waskita