BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menjelang Waisak, puluhan umat Buddha di Desa Kaligentong, Kecamatan Ampel menggelar pradaksina pada Minggu (15/5/2022) malam.
Kegiatan dilakukan dengan mengelilingi vihara sebanyak tiga kali.
Dengan membawa kenduri, umat Buddha tersebut mendatangi Vihara Karuna Metta Jaya. Kegiatan tersebut sudah menjadi tradisi setiap malam peringatan Waisak. Kenduri berupa nasi tumpeng beserta lauk pauk.
Mereka kemudian melaksanakan ibadah Pradaksina. Yaitu mengelilingi tempat ibadah sebanyak tiga kali searah dengan jarum jam dengan membawa lilin atau pelita dan dupa.
Pradaksina sebagai bentuk penghormatan kepada Buddha sebagai guru agung yang mengajarkan agama Buddha.
Setelah melakukan Pradaksina, umat Buddha kemudian melakukan puja bakti di dalam vihara. Mereka bermeditasi tepat disaat bulan purnama shidi.
Romo Pandita Dhammasakacca menjelaskan, Pradaksina itu memutari vihara sebanyak tiga kali searah jarum jam dengan umat membawa lilin dan dupa.
“Itu bentuk penghormatan kepada Budda, Dama dan Sangha,” katanya usai acara.
Dijelaskan, Buddha itu selaku guru agung yang mengajarkan agama Budda. Kemudian bentuk penghormatan kepada dama ajaran yang diajarkan oleh Buddha. Dan kepada Sangha yang merupakan generasi penerus dari Budda.
Usai puja bakti, umat Buddha menerima air suci yang telah didoakan dan dilanjutkan dengan makan kenduri secara bersama sama di dalam vihara.
“Kenduri yang berbentuk gunungan tumpeng ini sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam peringatan hari Tri Suci Waisak.” Waskita