JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Marak Fenomena Bunuh Diri di Sragen, Setahun Bisa 36 Orang, Sehari Sampai 3 Nyawa

ilustrasi kasus pria mencoba gantung diri
foto ilustrasi tali gantungan, seorang pria di Bantul ketahuan mencoba gantung diri usai bertengkar dengan istrinya | tribunnews
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Publik Sragen kembali digemparkan dengan rentetan kasus bunuh diri. Terbaru, tiga orang di Gondang dan Kedawung, nekat mengakhiri hidupnya di tali gantungan pada Jumat (6/5/2022).

Tiga korban itu masing-masing bapak anak di Dukuh Grasak, Desa Gondang, Arifin (40) dan putrinya Saqilla Love Afilah Sungkar (5).

Ia ditemukan gantung diri bareng di rumah mereka Dukuh Grasak RT 43, Gondang, Sragen.

Dalam waktu yang sama, seorang bapak muda bernama Suwanto (34) warga Dukuh Randusari RT 0 B, Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, juga ditemukan tewas gantung diri di dapur rumahnya dengan tali senar.

Tiga kasus bunuh diri itu makin menambah panjang daftar rentetan kejadian harakiri di Bumi Sukowati.

Fakta miris itu juga seolah memperkuat catatan buruk maraknya fenomena bunuh diri di Sragen dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, dalam hitungan setahun, jumlah warga Sragen yang bunuh diri bisa mencapai 36 orang. Mereka mengakhiri hidup dengan berbagai cara mulai dari gantung diri, nyemplung sumur, terjun ke sungai hingga nenggak racun serangga.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM dari Polres mencatat selama kurun setahun terakhir dari 2020 hingga awal 2021 lalu, tercatat sudah 36 warga di Bumi Sukowati yang memutuskan mengakhiri hidupnya secara harakiri atau bunuh diri.

Ironisnya lagi, mayoritas kasus bunuh diri itu dilakukan dengan gantung diri dan nyebut ke sungai atau terjun dari jembatan.

Motif kesulitan ekonomi dan depresi akibat sakit berkepanjangan menjadi faktor paling dominan yang melatarbelakangi aksi bunuh diri tersebut.

Fakta itu terungkap dari hasil analisa dan evaluasi (Anev) kasus tahunan yang terekam di Polres Sragen tahun 2020 dan awal 2021 lalu.

Berdasarkan paparan Anev 2020 yang disampaikan Humas Polres Sragen, sepanjang tahun 2020 tercatat ada 32 kasus bunuh diri terjadi di Bumi Sukowati.

Kemudian selama kurun Januari-Februari 2021, sudah ada empat warga Sragen yang kembali mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Mayoritas karena depresi sakit menahun tak kunjung sembuh. Ada pula yang karena faktor ekonomi dan permasalahan lain.

Dari modusnya rata-rata gantung diri, tapi sebagian juga ada yang terjun ke sungai,” papar Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Suwarso mewakili Kapolres AKBP Yuswanto Ardi.

Pada 2020, yang menjadi sorotan adalah banyaknya kasus bunuh diri dengan terjun dari Jembatan Sapen, di Desa Tanggan, Gesi.

Tercatat ada empat kasus bunuh diri terjun dari Jembatan yang menghubungkan antara Kecamatan Sragen dengan Sragen Utara itu.

Kemudian yang paling tragis adalah tewasnya mahasiswa asal Dukuh Pojok, Desa Plupuh, Kecamatan Plupuh, Sragen, Apriyanto Yuda (21) pada awal Desember 2020.

Ia nekat gantung diri usai diputus pacarnya. Mahasiswa semester tujuh itu sebelumnya sempat kirim pesan whatsapp (WA) ke pacarnya dan kemudian terlibat percekcokan antara korban dan pacarnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com