JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sebelum Tewas Gantung Diri, Bapak Muda di Kedawung Sragen Sempat Salat Jumat. Masih Pakai Baju Koko

Petugas kepolisian saat menyerahkan jenazah bapak muda di Pengkok Kedawung Sragen yang tewas gantung diri kepada keluarga, Jumat (6/5/2022). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus gantung diri yang dilakukan Suwanto (34) bapak dua anak di Desa Pengkok, Kedawung, Sragen, Jumat (6/5/2022), juga menyisakan cerita pilu.

Pria asal Dukuh Randusari RT 0 B, Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Sragen itu ternyata sempat salat Jumat terlebih dahulu sebelum mengakhiri hidupnya.

Pria yang sehari-hari memiliki usaha jualan bakso bakar di Jambangan itu bahkan masih memakai baju Koko saat ditemukan gantung diri.

Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , korban pagi harinya masih beraktivitas seperti biasa mengasuh anaknya di lingkungan sekitar rumah.

“Sempat membuat adonan bakso bakar untuk di jual bersama istrinya. Wong rencananya siang itu mau berangkat jualan di Jambangan,” papar Kapolsek Kedawung, AKP Sutomo, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Jumat (6/5/2022).

Menurut Kapolsek, almarhum juga masih melaksanakan ibadah sholat Jum’at di masjid.

Setelah itu, pulang dari Jumatan, diduga mulai melakukan aksi bunuh dirinya saat sang istri sedang menidurkan kedua anaknya di kamar.

“Kemudian anak pertama bangun dan jalan ke dapur melihat bapaknya sudah tergantung di pintu dapur dan bergegas menyampaikan ke ibunya bahwasanya bapaknya di gantung,” urainya.

Baca Juga :  Pra Popda Karisidenan Surakarta Digelar di Sragen, Sembilan Cabang Olahraga Dipertandingkan

Melihat suaminya sudah tak bernyawa, sang istri langsung lari keluar rumah meminta pertolongan pada warga sekitar. Dan warga pun berdatangan untuk melihat korban, kemudian warga melaporkan kejadian tersebut kepada aparat desa.

“Korban bunuh diri dengan cara menggantung diri. Menurut warga dia mengalami gangguan tidur selama 4 bulan dan menurut keterangan warga beliau sudah tidak tahan dengan kondisi asam lambungnya,” urainya.

Korban sempat menuliskan surat wasiat. Dalam wasiatnya, korban sempat menitip pesan kepada bapak dan ibunya agar menjaga kedua anak dan istrinya.

Dalam wasiat itu, ia meminta orangtuanya merawat mereka seperti anak sendiri.

Dalam surat itu pula, dituliskan bahwa korban sudah tidak kuat. Surat wasiat yang ditempel di dinding tembok itu ditemukan bersamaan dengan penemuan jasad korban yang tewas gantung diri.

“Korban sempat menulis wasiat pada selembar kertas putih yang dipaku ditembok dengan tulisan Tinta hijau berisi “MAK/PAK TULUNG JOGO RIA RAMA MBI KHEYLA ANGGAP ANAK DEWE” lalu ada tulisan bolpoin warna hitam “AKU WES GK KUAT NGLAKONI URIP GK ISO TURU DUDU MERGO SOPO SOPO MERGO AKU DEWE TITIP RIA KARO BOCAH BOCAH”,” urai Kapolsek.

Baca Juga :  Momen Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi Hadiri Acara Bedoro Bersholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf

Menurutnya dari surat wasiat itu, memperkuat bahwa korban memang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Diduga pemicunya karena depresi lantaran beberapa bulan tak bisa tidur. Dari keterangan kerabat, korban selama ini ditengarai memiliki gangguan asam lambung yang sering kambuh dan tak kunjung sembuh.

“Korban murni gantung diri. Tidak ada tanda kekerasan atau penganiayaan. Pihak keluarga juga tidak menghendaki otopsi dan sudah menerima sebagai musibah. Sehingga jenazah korban diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan,” jelasnya.

Ia memastikan kemungkinan pemicunya bahkan dari kondisi ekonomi. Sebab korban selama ini dinilai sudah cukup mapan karena memiliki usaha bakso bakar dan sudah punya rumah sendiri.

“Korban ini anak tunggal, sudah punya usaha sendiri bakso bakar di Jambangan,” tandasnya.

Korban ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB di dapur rumahnya dengan kondisi menggantung pakai tali senar warna kuning. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com