JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Deritanya Bikin Trenyuh, Pemkab Sragen Siapkan Rp 35 Juta untuk Operasi Tengkorak Indra Ongki. Juga Diperjuangkan BPJS APBD!

Kondisi Indra Ongki Setiawan (22) pemuda asal Desa Soko, Miri, Sragen masih terbaring lemah di ruang perawatan RSUD dr Moewardi Solo. Pemuda anak buruh tani miskin itu kini dihadapkan dilema besar karena butuh biaya ratusan juta untuk operasi. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen memastikan akan membantu biaya pengobatan untuk Indra Ongki Setiawan (22), pemuda tidak mampu asal Dukuh Lenteng RT 19, Desa Soko, Miri, yang kesulitan biaya untuk menjalani operasi tengkorak kepala akibat kecelakaan.

Bujang yang bekerja sebagai buruh proyek itu membutuhkan ratusan juta untuk beberapa tahap operasi yang akan dijalani di RSUD dr Moewardi.

Sekda Sragen, Tatag Prabawanto mengatakan Pemkab sudah menerima usulan permohonan bantuan dari yang bersangkutan.

Pemkab sudah menyiapkan bantuan dana untuk pengobatan dari Saraswati senilai Rp 17,5 juta.

Mengingat kondisi ekonomi keluarga memang tidak mampu dan dana yang dibutuhkan cukup besar, bantuan Saraswati diupayakan akan diberikan selama dua kali senilai total Rp 35 juta.

“Kondisi yang bersangkutan sudah dilakukan operasi craniotomy di RSUD Moewardi Solo. Sampai hari ini sudah habis Rp 28.218.255,00 belum dikurangi Ro 17,5 juta dari bantuan Saraswati. Rencana akan kita berikan rekomendasi 2 kali perawatan sehingga total Rp 35 juta,” paparnya Selasa (7/6/2022).

Kemudian usulan pengobatan lanjutan dari BPJS APBD juga sudah masuk. Saat ini sedang dikoordinasikan dengan dinas kesehatan.

Usulan itu tinggal menunggu dibuatkan SK agar bulan ini bisa langsung aktif. Sekda menyebut hal itu pernah dilakukan untuk kasus bayi dengan kelainan kongenital di Kalijambe beberapa waktu lalu.

“Untuk perawatan selanjutnya menggunakan BPJS APBD,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Indra sudah hampir sepekan menjalani perawatan intensif di RSUD dr Moewardi Solo.

Ia harus menjalani operasi tengkorak kepala dan beberapa bagian lainnya setelah mengalami kecelakaan tunggal.

Baca Juga :  Viral Mobil Rusak Usai Minum Dexlite di Sragen, SPBU: Bukan Abal-abal, Tapi Karena Terkontaminasi Air

Kondisi orangtuanya yang hanya buruh tani membuat keluarga kini kebingungan mencari biaya untuk membayar jika harus dioperasi.

Menurut pengurus Karang Taruna desa setempat, Sutardi (33), peristiwa tragis itu bermula ketika Indra mengalami kecelakaan tunggal saat hendak membeli lumut di wilayah Miri, sepekan silam.

Sepeda motornya terantuk lubang hingga tubuhnya terpental. Malang tak dapat ditolak, kepalanya terbentur pada beton talud di tepi jalan hingga mengalami luka dalam nan parah.

“Dari keterangan pihak medis, dia dinyatakan mengalami luka berat di kepala, bagian tengkoraknya sampai cemplong dan harus dioperasi. Kemudian bagian rahang juga patah. Pihak dokter sudah menyampaikan untuk menyelamatkan, harus operasi dan ada beberapa tahapan dengan biaya cukup besar,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (5/6/2022).

Sutardi menguraikan sejak kejadian, hingga kini sudah sepekan, Indra dirawat di rumah sakit dan sudah habis biaya sekitar Rp 41 juta.

Biaya itu juga belum terbayar karena ketiadaan orangtuanya. Hanya buruh tani dengan 6 anak, membuat penghasilan keluarga terlalu berat untuk membiayai pengobatan sebesar itu.

“Nah dari dokter kemarin diberitahu harus operasi. Untuk operasi pertama dibilang biayanya sekitar Rp 70 juta. Itu baru satu kali, padahal nanti ada sekitar 3 tahap operasi. Dari pengalaman warga yang pernah operasi seperti itu, perkiraan biaya semua tahapan operasi di atas Rp 200 juta. Makanya keluarga bingung karena kondisinya benar-benar nggak punya,” urainya.

Meski tergolong tidak mampu, ironisnya Indra dan orangtuanya ternyata tidak memiliki fasilitas kartu pengobatan gratis seperti KIS, Jamkesda atau lainnya.

Baca Juga :  ASN Sragen Mendapatkan Layanan Penukaran Uang Baru dari Bank Indonesia Solo

Atas kondisi itu, pihak keluarga kini terpaksa harus putar otak mencari pinjaman ke mana-mana untuk menutup biaya sepekan awal.

Padahal kelanjutannya masih butuh banyak biaya untuk beberapa tahap operasi.

“Indra ini anak ketiga dari 6 bersaudara. Kondisi orangtua benar-benar nggak mampu. Kami dari warga sekitar dan karang taruna sampai ikut bingung bagaimana membantu mencarikan bantuan dan donasi,” jelas Sutardi.

Berharap Uluran Tangan

Sutardi menguraikan upaya untuk mencari bantuan ke Pemkab sudah dilakukan. Dengan dibantu anggota DPRD Hardiyana, korban diajukan untuk mendapat kartu Saraswati Menur.

Namun nominal bantuan yang kemungkinan bisa diberikan maksimal hanya Rp 17,5 juta sesuai.

Selain menggalang donasi, pihak keluarga juga tengah berjuang untuk mengurus BPJS agar bisa mendapat keringanan biaya. Akan tetapi setidaknya butuh waktu sebulan fasilitas BPJS baru bisa digunakan.

“Keluarga juga sudah muter-muter cari donasi dan sebagainya. Serta minta bantuan ke Pak DPRD, pokoknya sampai segala upaya dari warga sekitar bagaimana caranya bisa ikut membantu dapat biaya. Karena nggak tega melihatnya, sudah kondisi ekonomi tidak mampu, harus nyari biaya ratusan juta,” imbuhnya.

Terlebih, sejak sepekan kejadian, hingga kini kedua orangtua Indra sudak tak bisa bekerja karena harus menunggui anaknya di rumah sakit.

Ia sangat berharap ada pihak yang tergerak menyumbang donasi atau membantu Indra agar bisa menjalani operasi dan pulih seperti sedia kala. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com