Beranda Edukasi Pendidikan Dosen UNS Gelar Lokakarya Penyusunan Komik Digital Peduli Sosial Bagi Guru SD...

Dosen UNS Gelar Lokakarya Penyusunan Komik Digital Peduli Sosial Bagi Guru SD Kota Solo

Lokakarya penyusunan komik digital peduli sosial untuk guru Sd di Kota Solo / Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Kelompok Pengabdian Kepada Masyarakat Program Kemitraan Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar lokakarya bertajuk “Workshop Penyusunan Komik Digital Tematik Peduli Sosial Bagi Guru Sekolah Dasar Kota Surakarta.”

Acara yang berlangsung di Kantor Dinas Pendidikan Kota Surakarta pada Kamis (16/6/2022) itu merupakan sinergi dan kerja  sama dengan Dinas Pendidikan setempat.

Melalui rilisnya ke Joglosemarnews dijelaskan, kelompok pengabdian masyarakat itu diketuai oleh Prof. Dr. Andayani, M.Pd., selaku Kepala Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia, dengan  anggota Lalita Gilang, S.Sn., M.Ds., selaku Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS.

Dijelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan karena adanya temuan bahwa murid SD mulai kehilangan sikap peduli sosial saat uji coba pembelajaran tatap muka dilakukan.

“Alasan penyelenggaraan kegiatan ini karena adanya temuan bahwa murid sekolah dasar mulai kehilangan sikap peduli sosial saat pembelajaran pascapandemi diujicobakan,” ujar Prof Andayani.

Dan, mulai semester ini, jelas Andayani, peserta didik SD sudah mulai melakasankaan pembelajaran tatap muka, sehingga diperlukan media pembelajaran guna mengajarkan sikap peduli sosial bagi anak SD.

Kemudian, kegiatan lokakarya disampaikan oleh Prof. Dr. Andayani, M.Pd., yang memaparkan materi “Mencipta Cerita Anak dengan Komik Digital”.

Prof Andayani menjelaskan, penulisan cerita anak dengan komik digital perlu memperhatikan beberapa kriteria, seperti bahasa yang sederhana hingga nilai amanat yang terkandung di dalam cerita tersebut.

“Kriteria penulisan cerita komik untuk anak diantaranya (1) Cerita komik sederhana Kesederhanaan dapat diwujudkan melalui wacana baku, kualitas tinggi, tidak rumit, dan mudah dimengerti (2) Lebih komunikatif (3). Ceritanya mengungkap kehidupan anak-anak dengan semua aspek yang mempengaruhi,” jelas Prof. Anda.

Prof. Anda menambahkan bahwa hal yang mempengaruhi penulisan cerita komik anak, antara lain bahasa yang sederhana, tokoh populer dalam kehidupan anak-anak, kejadian relevan atau pernah dialami anak-anak, terdapat konflik yang pernah dialami anak,dan memiliki amanat yang berguna bagi perkembangan anak.

Sementara itu, Lalita Gilang, S.Sn., M.Ds memaparkan materi mengenai “Komik Digital Tematik untuk Mengajarkan Sikap Peduli Sosial bagi Murid SD.”

Dia menjelaskan, urgensi pendidikan karakter peduli sosial bagi anak karena sikap peduli sosial mulai diabaikan.

“Mengapa penting mengajar karakter peduli sosial pada anak? Hal ini karena pandemi berdampak pada perilaku anak-anak yang berubah seperti halnya mengabaikan sikap peduli sosial,” papar Lalita.

Dalam kesempatan itu, Lalita juga menjelaskan fenomena buku komik yang ada di Indonesia.

“Fenomena komik di Indonesia, antara lain (1) Sedikit tersedia buku komik digital dari Indonesia, (2) Anak-Anak membeli komik luar negeri, (3) Komik luar negeri tidak mengajarkan sikap peduli sosial,” terang Lalita.

Lalita menjelaskan bahwa fenomena ini perlu direspons oleh para pendidik. Hal ini karena pendidik turut bertanggung jawab akan ketersediaan bahan ajar dan bahan bacaan bagi peserta didik.

Lantas, Lalita menjelaskan cara-cara pembuatan komik digital, yakni pemilihan tema yang sesuai, pembuatan karakter/lakon, pembuatan storyline dan storyboard, dan tuangkan dalam komik.

Dalam membuat komik juga memperhatikan kemenarikan judul, terselip humor, proporsional, adanya watak tokoh, bahasa mudah dimengerti, dan tidak mengandung SARA.

Di akhir acara, turut disampaikan pesan bagi guru untuk membagikan ilmu yang diperolehnya pada kegiatan ini.

“Harapannya setelah para guru memperoleh ilmu dan teknik pembuatan komik digital pada kegiatan ini, guru-guru dapat membagikan ilmunya pada guru lainnya di sekolah masing-masing. Hal ini akan membuat komik digital semakin banyak dan berdampak peda penumbuhan sikap peduli sosial anak,” pungkas Prof. Andayani. Suhamdani