JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Usai diberhentikan dari jabatan Menteri Perdagangan dalam proses reshuffle, Muhammad Lutfi diperika oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus mafia minyak goreng.
Kasus tersebut menyangkut seputar dugaan tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada Januari 2021 sampai dengan Maret 2022.
Sebagaimana diketahui, M Lutfi dicopot dari jabatan Mendag pada Rabu (15/6/2022) lalu.
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Supardi mengatakan, itu menjadi strategi penyidik dalam menangani kasus mafia minyak goreng yang terjadi di lingkungan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
“Ya kita kan punya strategi,” tutur Supardi kepada wartawan, Rabu (22/6/2022).
Supardi enggan membeberkan banyak terkait materi pemeriksaan. Yang jelas, kehadiran Lutfi dalam rangka mengklarifikasi perannya di kasus mafia minyak goreng.
“Ya seputar peran dia dalam proses itu,” jelas dia.
Lutfi juga akan dimintai keterangan seputar peran para tersangka. Supardi menegaskan, pemeriksaan terhadap mantan Mendag tersebut akan menyeluruh sesuai dengan kebutuhan penyidikan.
“Semua proses diklarifikasi. Apa yang dia dengar, dia ketahui, dia alami, semua proses itu sehingga terjadi sebuah tindak pidana yang ada beberapa tersangka itu. Ya semua (termasuk peran tersangka LCW),” kata Supardi menandaskan.
Sebelumnya diberitakan, Kejagung menjadwalkan pemeriksaan terhadap mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi terkait kasus mafia minyak goreng, dalam hal ini perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada Januari 2021 sampai dengan Maret 2022.
Pantauan Liputan6.com, Rabu (22/6/2022), Lutfi hadir memenuhi panggilan penyidik Jampidsus sekitar pukul 09.10 WIB di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta Selatan.
Lutfi tidak banyak menyampaikan pernyataan perihal kedatangannya ke Kejagung. Dia langsung berlalu dan siap kooperatif dalam pemeriksaannya terkait penanganan kasus mafia minyak goreng.
“Nanti saja,” kata Lutfi.
Dalam kasus ini, Kejagung telah menetapkan lima orang tersangka. Kejagung juga telah menyerahkan lima berkas perkara atas lima tersangka kasus mafia minyak goreng tersebut ke Direktorat Penuntutan pada Jampidsus untuk dilakukan penelitian sesuai Pasal 110 ayat (1) KUHAP.
“Selanjutnya berkas perkara tersebut akan diteliti oleh Jaksa Peneliti (P16) yang ditunjuk dalam jangka waktu tujuh hari untuk menentukan apakah berkas perkara dapat dinyatakan lengkap atau belum secara formil maupun materiil (P18) dan tujuh hari untuk memberikan petunjuk (P19) apabila berkas perkara belum lengkap,” tutur Kapuspenkum kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Rabu (15/6/2022).
Kelima tersangka adalah Indrasari Wisnu Wardhana (IWW) selaku Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Stanley MA (SM) selaku Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Grup, dan Master Parulian Tumanggor (MPT) selaku Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia.
Kemudian Pierre Togar Sitanggang (PTS) selaku General Manager di Bagian General Affair PT Musim Mas, dan Lin Che Wei (LCW) selaku Penasihat Kebijakan/Analisa pada Independent Research & Advisory Indonesia. #liputan6