
BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keberadaan bangunan diduga candi di tengah areal pesawahan Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Boyolali kondisinya terlantar hingga kini. Maka, bangunan tersebut dinilai mendesak untuk diselamatkan.
Ada dua yoni yang berada di tanah agak tinggi yang disebut warga sebagai Gumuk Serut. Pasalnya, dulunya di tempat itu tumbuh tanaman serut. Namun, kini tanaman serut sudah mati dan yang ada adalah tanaman yang dikenal warga dengan pohon doyo.
Satu yoni ada di sisi barat dalam kondisi terbalik dan satu yoni di sisi timur. Salah satu sudut yoni itu terjepit pohon dan sebagian lagi terpendam tanah. Selain dua buah yoni, ada pula beberapa fragmen batuan candi dari batu padas dan batu andesit.
Yoni ini memiliki relief sederhana, dengan hiasan relief kotak di badannya. Kondisi kedua yoni masih cukup baik. Hanya saja sudut- sudutnya sedikit mengalami kerusakan diduga karena faktor usia.
Menurut Ketua Boyolali Heritage Society (BHS), Kusworo Rahadyan, menjelaskan, yoni pertama memiliki tinggi 52 cm, dengan lebar atas 77 cm x 77 cm, serta tapak 86 cm x 86 cm. Sedangkan yoni yang kedua berukuran sekitar 67 cm x 66 cm x 50 cm dengan tapak 70 cm x70 cm.
“Disamping yoni itu juga terdapat batu komponen candi,” katanya, Selasa (21/6/2022).
Yoni dan batu yang diduga kompenan candi itu berada di sawah milik Wagiman, warga Dukuh Bakalan, Desa Tlawong, Kecamatan Sawit. Temuan tersebut sudah dilaporkan sejak 2020 ke BPCB Jateng.
“Kami dari BHS juga sempat beberapa kali melakukan peninjaian lokasi. Obyek situs Gumuk Candi ini dalam kondisi terlantar. Jadi, kami kemudian mengajukan permohonan ke BPCB untuk segera dilakukan tindakan penyelamatan.”
Pihaknya berharap agar langkah penyelamatan segera dapat dilakukan. Pasalnya, yoni dan batu candi sudah terlantar cukup lama. Jika tak segera dilakukan penyelamatan, maka dikhawatirkan benda cagar budaya itu semakin rusak. Waskita