JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Siti Zuhro menyarankan agar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tidak terpaku pada tokoh hasil survei.
Terlebih, ujar Siti Zuhro, peneliti politik BRIN itu mengaku termasuk orang yang tidak percaya pada hasil lembaga survei soal elektabilitas dan popularitas tokoh.
Sebaliknya, KIB disarankan untuk mempertimbangkan secara cermat pilihan sosok yang akan diusung sebagai capres dan cawapres dengan mengedepankan kompetensi dan kapabilitas.
“KIB ada baiknya mempertimbangkan secara cermat calon pemimpin yang nemiliki kualifikasi. Tak sekadar hanya terpaku pada hasil-hasil survei tentang popularitas saja yang tak ada jaminan mengenai kompetensi dan kapabilitas calon,” kata Siti Zuhro.
Zuhro juga memuji Ketum Golkar itu sebagai sosok yang ramah terhadap siapapun. Menurut pengalamannya, setiap berdiskusi, Airlangga tidak pernah menunjukkan gelagat sombong atau acuh terhadap lawan bicaranya.
“Selain pintar, Pak Airlangga juga sangat ramah, tidak mendongak,” tegas Siti Zuhro.
Ia menambahkan, dengan sosok seperti itu, menurutnya, tidak mengherankan jika nantinya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengusung Airlangga sebagai calon presiden 2024. Meskipun, soal pengusungan capres masih tergantung dinamika di internal KIB sendiri.
“Saya tidak heran kalau nantinya KIB memutuskan Pak Airlangga Hartarto sebagai capres 2024,” ujarnya.
Terlebih, KIB diinisiasi oleh Golkar, PPP, dan PAN untuk mengikis polarisasi yang terjadi di masyarakat sejak Pilpres 2014.
Misi tersebut sebagai sebuah misi mulia karena berupaya menyatukan kembali masyarakat Indonesia di tengah perbedaan pilihan politik.
Selain Siti Zuhro, diskusi LKI Partai Golkar juga menghadirkan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Timur Muhammad Sarmuji, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dr Syarifah Amelia dan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno. Suhamdani