JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Kasus PMK di Wilayah Sleman Makin Meluas, 128 Ternak Mati

Kondisi sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku (PMK) di Sragen / Foto ilustrasi: Wardoyo
   

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah Kabupaten Sleman ternyata belum berhenti. Bahkan menunjukkan kecenderungan makin meluas.

Data menunjukkan, hingga 17 Juli 2022, kasus penyakit menular yang menyerang ternak berkuku belah itu telah menyebar di 17 Kapanewon di Bumi Sembada.

Secara total sudah ada 5.308 kasus. Dari jumlah tersebut, 4.368 ekor ternak masih sakit dan 798 ekor sudah sembuh.

“(Ternak) mati 128 ekor dan dipotong paksa 14 ekor,” kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Ir. Suparmono, Senin (18/7/2022).

Total populasi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, domba maupun kambing di Kabupaten Sleman ada sekira 103.000.

Menurut Suparmono, jumlah prosentase ternak yang terserang Penyakit Mulut dan Kuku sebanyak 5,1 persen.

Baca Juga :  Menghilang dari Rumah, Gadis di Kulonprogo Diketahui Sudah Jadi Mayat Lantaran Tersambar KA

Ia mengatakana, pelbagai upaya terus dilakukan untuk menanggulangi wabah penyakit tersebut. Di antaranya dengan program vaksinasi.

Vaksinasi ternak di Kabupaten Sleman ini sudah dimulai sejak tanggal 25 Juni 2022 dengan sasaran 3.100 dosis. Vaksin tahap pertama ini diprioritaskan pada sapi perah dan pedaging.

Selanjutnya, pada 29 Juni vaksinasi juga dilakukan oleh UGM dengan jumlah 123 ekor ternak.

Kemudian dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengembangan Pembibitan Ternak Diagnostik Kehewanan (BPBPTDK) sebanyak 455 ekor.

Di samping vaksinasi, Suparmono mengatakan, jajarannya rutin melakukan koordinasi internal dan sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) PMK kepada semua pelaku usaha peternakan.

Baca Juga :  Hendak Tawuran dengan Sajam dan Bom Molotov, Lima Remaja Asal Bantul Diamankan Polisi

Lalu, memantau ketersediaan obat-obatan dan alat pelindung diri sebagai upaya pencegahan. Ia juga membuat tim yang bertugas memantau lalulintas ternak di sejumlah pasar di Sleman.

“Kami juga merespon cepat terhadap laporan masyarakat di setiap kapanewon,” tuturnya.

Plt. Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, DP3 Sleman, Drh. Nawangwulan sebelumnya menyampaikan, kasus PMK di Kabupaten Sleman jumlahnya relatif tinggi dibanding dengan Kabupaten/kota lain di DIY.

Sebab, ada kecepatan respon dan tracing (penelusuran) oleh para petugas teknis kesehatan hewan terhadap kasus yang dilaporkan oleh pemilik ternak.

“Apalagi, kecepatan respon juga didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia dan Pusat Kesehatan Hewan yang ada,” kata dia.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com