
BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Puluhan blantik atau pedagang sapi dan peternak kecele. Pasalnya, saat hari pasaran pahing, Selasa (5/7), Pasar Hewan Jelok, Kecamatan Cepogo tetap ditutup.
Mereka mengeluhkan perpanjangan penutupan pasar hewan tersebut bahkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Padahal, mereka berharap pasar hewan terbesar di Jawa Tengah ini sudah dibuka lagi untuk jual beli ternak.
Namun, mereka kecele karena penutupan Pasar Hewan Jelok diperpanjang, bahkan dalam batas waktu yang belum ditentukan. Melihat pasar tutup, mereka-pun sekedar lewat dan kemudian putar balik.
Namun, sejumlah pedagang sapi dan peternak tak langsung pulang. Mereka bertahan dengan duduk- duduk di ruko kayu yang kosong dan berbincang dengan Kepala UPT Pasar Hewan, Disperindag Boyolali, Sapto Hadi Darmono.
Para pedagang mengeluhkan perpanjangan penutupan pasar. Bahkan, tidak ada kepastian dibuka. Selain itu mereka menuntut solusi agar para pedagang dan peternak tetap bisa mendapatkan rejeki guna menghidupkan kebutuhan dapur.
“Kita mau pastikan pasar dibuka atau tidak. Kita cek ke sini, ternyata diperpanjang sampai batas waktu tidak ditentukan,” ujar pedagang dan peternak asal Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Taryono.
Dia juga mengungkapkan beban tanggungan hutang bank yang semula diinvestasikan dalam bentuk sapi. Ternyata sapi miliknya mati terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Ada empat induk sapi perah dan empat pedhet atau anakan sapi miliknya mati.
“Sementara bank kan belum ada antisipasi kondisi seperti ini, jadi kita ini terus tercekik.”
Keluhan serupa diungkapkan Purnomo, pedagang sapi asal Brajan, Kecamatan Mojosongo. Menurutnya, Pemkab sama sekali tidak melibatkan para pedagang dan peternak dalam penutupan pasar hewan.
“Bahkan, kebijakan yang diambil malah merugikan pedagang dan petani kecil. Jelas ini sangat konyol.”
Terkait keluhan tersebut, Kepala UPT Pasar Hewan Jelok, Cepogo, Sapto Hadi Darmono mengaku memahaminya. Dia pun mencoba memberikan pengertian bahwa penutupan ini berdasarkan beberapa faktor.
“Kami ini hanya bisa menjalankan regulasi, jadi tergantung kebijakan dinas terkait. Namun, kami bisa pahami keluhan para pedagang dan aspirasi ini akan kami sampaikan ke atasan.” Waskita
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.














