SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Memiliki anak kembar memang memberikan pengalaman tersendiri bagi orangtuanya.
Pola asuh dan kebiasaan dua anak yang lahir identik juga memiliki keunikan dibanding mengasuh anak tunggal atau kakak beradik.
Seperti dua anak kembar putra pasangan anggota DPRD asal Sragen, Untung Wibowo Sukowati-Wulan Purnamasari. Keduanya dikaruniai anak kembar yang memiliki keunikan tersendiri.
Mereka adalah Untung Aidan Maheswara Sukawati dan Untung Adrian Mahawira Sukawati. Meski terlahir kembar, keduanya terkesan unik yang barangkali berbeda dengan anak-anak kembar lainnya.
Ya, putra kembar Ketua DPC PDIP Sragen itu ternyata memiliki postur fisik yang tidak identik. Satunya berbadan tinggi sedang satunya berbadan agak pendek.
“Iya. Kami juga enggak tahu, di situlah keunikannya barangkali. Yang Mas Aidan itu badannya tinggi memang, melebihi anak seusianya. Tingginya sudah 170, ukuran sepatunya udah 43. Nah yang satunya Mas Adrian posturnya agak kecil, kalau kata dokter yang kecil ini justru yang normal seperti pertumbuhan anak seusianya,” ujar sang ibu, Wulan Purnamasari saat berbincang dengan JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (24/7/2022).
Tak hanya postur fisik yang berbeda, wajah keduanya juga memiliki keunikan. Tak seperti anak kembar yang pada lazimnya sangat mirip hingga kadang diibaratkan pinang dibelah dua, si kembar Aidan dan Adrian sangat berbeda.
Keduanya justru banyak disebut lebih memiliki kemiripan wajah yang berkiblat dari kakeknya.
Menurut Wulan, si kakak, Aidan yang berpostur lebih tinggi, memiliki paras yang mirip dengan bapaknya yang asli Sunda.
Sementara sang adik, Adrian yang berpostur lebih kecil, banyak disebut memiliki wajah berkiblat dari bapak suaminya, yang tak lain adalah mantan Bupati Sragen Untung Wiyono.
“Iya, yang besar mirip kakeknya, bapak saya yang asli Sunda, nah adiknya justru mirip kakeknya yang di sini. Unik memang,” ucap perempuan yang kini duduk sebagai anggota DPRD Sragen itu.
Sang bapak, Untung Wibowo Sukowati mengisahkan kedua anak kembarnya itu memang punya keistimewaan tersendiri.
Keduanya lahir hanya beda 3 menit dengan Adian lahir lebih duluan. Karena terlahir duluan, ia kemudian dianggap sebagai sang kakak yang lahir mengiring sang adik, Adrian.
Keunikan itu juga dialami saat proses khitan atau sunat yang belum lama ini dijalani di sebuah rumah sakit di Jakarta.
Tak seperti anak-anak pada umumnya, keduanya yang memilih dikhitan dengan teknik konvensional atau sederhana itu memakan waktu sangat lama.
“Masing-masing butuh 2 jam lebih untuk khitannya. Nggak tahu kenapa lama sekali. Kata dokternya memang ada sesuatu yang istimewa. Mungkin di situlah keistimewaannya,” ujarnya sembari tersenyum.
Kedua putra kembarnya itu kini bersekolah di SMP yang sama. Yakni SMP Muhammadiyah Program Khusus di Solo. (Wardoyo/Bersambung)