JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Gubernur Ganjar: Rawat Sumber Air dengan Konservasi dan Penanaman Pohon

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menghadiri Ritual Ruwat Rawat Patirtan di Sendang Pitu Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo, Kamis (4/8/2022) / Foto: Waskita
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sumber air harus terus dijaga dan dilestarikan. Sehingga bisa bermanfaat maksimasl bagi masyarakat, utamanya mendukung kebutuhan air bersih.

Hal itu dikemukakan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo disela- sela menghadiri Ritual Ruwat Rawat Patirtan di Sendang Pitu Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo, Kamis (4/8/2022). Kegiatan tersebut digelar Boyolali Heritage Society (BHS) bersama masyarakat setempat.

“Saya mengajak eluruh masyarakat aktif menjaga sumber air di lingkungan masing- masing. Yaitu melalui kegiatan konservasi dan penanaman pohon,” katanya.

Dijelaskan, tak hanya sekedar menjaga dan menata sumber air yang sudah ada, masyarakat juga diajak untuk menghidupkan sumber air yang sudah mati. Termasuk menciptakan sumber air baru untuk mencukupi kebutuhan masyarakat sekitar.

“Cari dan hidupkan lagi. Yang sudah ada dirawat dan mari lakukan konservasi dan penanaman pohon. Jalin dengan lembaga yang ada, termasuk perguruan tinggi.”

Baca Juga :  Dua Desa di Lereng Merbabu, Boyolali Diterjang Angin Puting Beliung

Pihaknya juga menyambut positif kegiatan Ritual Ruwat Rawat Patirtan di Sendang Pitu.

“Ini bagus, mudah- mudahan sumber air yang ada semakin terpelihara dengan baik. Kami juga harapkan, bisa dikembangkan sebagai desa wisata. Pemandangan bagus, kalau soal pengerjaan fisik bisa dikerjakan bertahap.”

Ritual Ruwat Rawat Patirtan digelar untuk pelestarian tradisi budaya Iriban Tuk ini digelar dengan melibatkan masyarakat di tiga desa di kawasan lereng Merapi- Merbabu.

“Yaitu Desa Cabeankunti, Kecamatan Cepogo; Desa Candisari, Desa Ngagrong, keduanya masuk wilayah Kecamatan Gladagsari,” ujar Ketua BHS, Kusworo Rahadyan.

Dijelaskan, selain obyek tinggalan arkeologi berupa petirtan,  juga ada beberapa tradisi di sekitar sumber mata air di Lereng Timur Merapi Merbabu Boyolali. Warga sekitar menyebutnya dengan “Iriban Tuk” yaitu sebuah tradisi masyarakat untuk merawat Tuk (Mata Air) baik secara fisik maupun spiritual.

Baca Juga :  Tertarik Mendaftar Polisi 2024? Polres Boyolali Masih Buka Pendaftaran Sampai 21 April, Lho!

“Seperti situs Sumur Pitu Cabeankunti atau yang dikenal dengan nama Patirtan Cabean Kunti merupakan jejak peninggalan arkeologi dan tinggalan tradisi leluhur yang masih lestari sampai sekarang.”

Dijelaskan, di kawasan lereng timur Merapi Merbabu juga menyimpan banyak kesenian rakyat yang tumbuh berkembang secara  turun- temurun. Kesenian tersebut biasanya ditampilkan di acara-acara rutin ritual desa/dukuh seperti metri desa, bersih desa, nyadran dan lain lain.

Hal ini menunjukan bahwa keharmonisan hubungan antara manusia, alam, dan budayanya sudah terjaga sejak lama.

“Inilah yang melatarbelakangi kami dari Komunitas Pecinta dan pemerhati sejarah budaya Boyolali ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan melestarikan aset tinggalan Tradisi Memetri, sejarah dan budaya di lereng Timur Gunung Merapi Merbabu Boyolali ini.” Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com