JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kisah Haru Eni Lisnawati, Berharap Bahagia Dinikahi Pria Malaysia, Justru 3 Tahun Terbaring Sakit di Tanpa Diurus. Dipulangkan Penuh Perjuangan

Momen haru saat Eni Lisnawati, bertemu bapak dan ibunya di RS Johor Baru Malaysia setelah 3 tahun terbaring sakit traumatik. Eni akhirnya dipulangkan lewat bantuan Kompak HAM dan NGO PPPMM Malaysia. Foto/Istimewa
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah tragis dialami, Eni Lisnawati (28). Berharap hidup bahagia dipersunting warga Malaysia keturunan India, Thilan M Siranjeevi (30), wanita muda itu justru mengalami nasib memprihatinkan.

Eni yang berasal dari Tanjung Uma RT 2/8, Lubuk Baja, Batam, Kepulauan Riau itu hampir tiga tahun terbaring di rumah sakit Malaysia akibat mengalami sakit traumatik berkepanjangan.

Sang suaminya yang menikahinya pada 2016 di Bantul DIY Indonesia itu, tidak lagi mengurus. Bahkan selama 3 tahun ia tak boleh dijenguk oleh orangtuanya dari Indonesia.

Penderitaan Eni akhirnya terentaskan berkat perjuangan aktivis HAM Indonesia dan Malaysia yang bahu membahu menyelamatkan Eni.

WNI malang itu dipulangkan berkat bantuan Rosnani, seorang tokoh dari NGO Pertumbuhan Penyatuan Pembelaan Melayu Malaysia (PPPMM) dan Latif Setiawan dari Organisasi Komite Penegak Hak Asasi Manusia (Kompak HAM) Indonesia.

Dalam rilis yang diterima JOGLOSEMARNEWS.COM , Latif mengungkapkan Eni berhasil dipulangkan ke kampung halamannya di Batam pada 4 Agustus 2022 setelah melalui perjuangan panjang.

Saat dipulangkan, kondisi Eni memang masih sakit namun sudah berangsur membaik. Ia dipulangkan lantaran selama 3 tahun terbiarkan sakit di Malaysia tanpa diurus oleh suami.

“Selama 3 tahun, Eni tidak bertemu dengan ibu kandungnya. Ia dirawat di Hospital Permai Johor Baru Malaysia. Selama sakit, Eni Lisnawati tidak bisa dijenguk sembarang orang yang tak dikenal. Sang suami juga tidak ngurusi biaya, tapi beruntung mertuanya mau mengurus biaya,” paparnya Minggu (14/8/2022).

Baca Juga :  Pra Popda Karisidenan Surakarta Digelar di Sragen, Sembilan Cabang Olahraga Dipertandingkan

Sampai akhirnya penderitaan Eni kemudian sampai di Kompak HAM. Latif menuturkan ia lantas berkoordinasi dengan Ibu Rosnani selaku pejuang kemanusiaan dari PPPMM Malaysia.

Rosnani pun berkonsultasi dengan dokter yang merawat Eni di RS Johor Baru. Karena kondisi fisik dan psikisnya drop, untuk membantu memulihkan kesehatan Eni Lisnawati, satu-satunya jalan harus mendatangkan ibu kandungnya dari Indonesia.

“Kemudian kami telusuri dan bisa menghubungi kandungnya yang berada di wilayah Batam. Setelah terhubung, sang Ibu, Ny Mariani, memberikan kuasa kepada saya untuk membantu pemulangan anaknya,” urai Latif.

Prosedur Tak Mudah

Ia pun menceritakan, pemulangan Eni dilakukan dengan perjuangan yang tidak mudah. Banyak prosedur dan aturan dari kedua negara yang harus diikuti.

Selain koordinasi berbagai pihak terkait, ia juga harus berupaya meyakinkan kepada pihak keluarga bahwa bantuannya diberikan tanpa imbalan sepeserpun.

“Komitmen tanpa imbalan itu bahkan kami tulis di atas materai untuk meyakinkan keluarganya. Rekan kami dari NGO PPPMM yang diwakili Ibu Rosnani juga memastikan pihak keluarga tak perlu memikirkan biaya rumah sakit karena semua sudah diupayakan,” jelasnya.

Kondisi Eni Lisnawati saat mengalami sakit traumatik hampir 3 tahun tanpa terurus di Malaysia. Foto/Istimewa

Tangis Haru

Setelah keluarga sepakat, akhirnya ibu kandung Eni membuat surat keterangan memohon rayuan kepada kerajaan Malaysia agar anaknya dapat dipulangkan ke Indonesia.

Baca Juga :  Harga Gas Melon di Sragen Naik 100% Jadi Rp 30.000 Selama Idul Fitri, Politikus Nasdem Bongkar Penyebabnya

Berbekal surat itu, ibu Eni bersama suaminya akhirnya berangkat dari Batam center menuju Johor Baharu , menggunakan kapal Ferry.

Sampai di Johor, Mariani dan suami dijemput oleh tim NGO PPPMM untuk diantar ke rumah sakit bertemu anaknya.

Pertemuan orangtua dengan putrinya yang hampir 3 tahun terpisah dan sakit itu pun berlangsung penuh haru.

Melihat kedatangan orangtuanya, Eni tak kuasa menahan air mata dan berusaha bangkit. Pelukan erat Eni dengan bapak ibunya menandakan dia sangat rindu keluarga.

Setelah mengikuti prosedur, tim Kompak HAM dan NGO PPPMM kemudian mengajukan permohonan ke pihak kerajaan Malaysia dan RS Hospital Permai Johor Baru agar Eni Lisnawati dapat dirawat orangtuanya di Indonesia.

“Pemerintah kerajaan Malaysia dan KJRI Johor Baru mengabulkan permohonan dengan alasan kemanusiaan. Meski sempat ada kendala kurang berkas, semua dimudahkan hingga akhirnya Eni bisa pulang ke kampung halaman tanggal 4 Agustus lalu,” urai Setiawan.

Eni Lisnawati melakukan sujud syukur setiba di rumahnya setelah 3 tahun sakit tak terurus suaminya di Malaysia. Foto/Wardoyo

Sesampai di rumahnya, Eni dan kedua orangtuanya langsung sujud syukur. Terkait perjuangan tersebut, Setiawan menegaskan bahwa bantuan yang diberikan itu murni untuk kemanusiaan.

“Kami selaku organisasi kemanusiaan
Komite Penegak HAM Indonesia berharap jangan ada rasa kecurigaan bahwa kami meminta imbalan dari keluarga korban. Silakan ditanyakan, ke keluarga maupun pihak desa domisili Eni. Kamu sejak awal tulus hati berjuang,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com