SUKOHARJO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kalau saja merasa dibuang sayang, jeans bekas atau yang sudah berlubang sebenarnya dapat disulap menjadi utuh kembali dan memiliki nilai jual.
Tentu saja, untuk menghasilkan karya yang ciamik dan bernilai jual tersebut, memerlukan sentuhan inovasi dan kreasi tertentu.
Untuk itulah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 65 UNS Surakarta terdorong untuk memantik dan mengembangkan kreativitas ibu-ibu di Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Sukoharjo.
Transfer knowledge tersebut dilakukan melalui kegiatan Workshop Sashiko dengan Media Jeans Bekas, pada Senin (8/8/2022) di Balai Desa Kedungsono, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Nani, salah satu anggota tim KKN kelompok 65 UNS mengatakan, workshop tersebut bertujuan untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas ibu-ibu di Desa Kedungsono, dengan memanfaatkan barang bekas untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki nilai jual.
Nani menjelaskan, Sashiko (刺し子, lit. ’tikam kecil’) adalah jenis sulaman atau jahitan tradisional Jepang yang digunakan untuk penguatan dekoratif atau fungsional kain dan pakaian.
Dalam teknik menjahit Sashiko, biasanya bahan-bahannya menggunakan jeans (denim) dengan benang yang sering dipakai berwarna putih.
“Pola Sashiko biasanya berbentuk garis, lingkaran, kotak, diamond dan pelangi di atas bahan jeans (denim),” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Adapun peralatan yang digunakan dalam pembuatan Sashiko, antara lain gunting, jarum, midangan, dan kapur jahit. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu jeans bekas, benang, dan juga canvas.
Berikut ini adalah cara dan tahapan pembuatan Sashiko:
1. Mengikat simpul (di bagian belakang) atau mulai sulaman dari sisi kanan lalu mundur. Setelah itu putar kain dan masukkan jarum melalui jahitan kecil di bagian belakang.
2. Taruh kembali jarum di sisi kanan, cobalah untuk menyamakan tusukan baru ke tusukan pertama yang sudah dibuat ke belakang, lalu lanjutkan dengan normal.
3. Pada sulaman sashiko, jahitan di sisi kanan ambil banyak jahitan pada jarum tanpa menarik benang melalui kain. Selanjutnya masukkan benang melalui kain, tanpa menarik benang terlalu ringan/pelan.
4. Titik potong: Lakukan garis horizontal dan vertikal terlebih dulu, kemudian jahitan diagonal, lekukan dan bingkai itu (di luar pola) meninggalkan titik persimpangan terbuka pusat untuk sudut yang tepat, lakukan jahitan langsung ke titik.
Bagi yang baru belajar, membuat sulaman Sashiko seperti ini terasa membosankan. Namun jangan tanya, jika sudah mulai mahir, pekerjaan ini sungguh mengasyikkan, dan bisa menjadi hiburan.
“Memang awalnya jenuh, tapi setelah dipraktikkan lama-lama akhirnya malah jadi asyik,” ujar Ketua PKK Desa Kedungsono,
Wiwik Haryani, S.Pd. Senin (8/8/2022).
Beliau berharap, ibu-ibu warga Desa Kedungsono menjadi insan yang kreatif dan inovatif dalam menjahit. Mereka juga diharapkan makin bervariasi dalam menambal baju, celana atau bahan lain yang berlubang menjadi barang yang menarik.
“Selain itu, kegiatan seperti ini menarik juga untuk melatih dan menambah kesabaran, kejelian serta mengasah kreativitas bagi ibu-ibu,” ujar Ibu Wiwik Haryani.
Diketahui, KKN Kelompok 65 UNS terdiri dari 10 personel yang masing-masing adalah Tamara Salsabilla, Dewi Shinta, Tika Asmarayani, Silvia Widyasari, Dewi Rahmawati.
Selanjutnya adalah Muhammad Dani Raditya, Ajeng Rahayuningtyas, Nani Nur Fauziah, Rio Dikcy Pratama dan Laili Nur Khasanah. Redaksi