WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Daerah ujung tenggara Jateng, Wonogiri mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten terbaik II kategori Perintis Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting Terintegrasi Tahun 2021 di tingkat Jawa Tengah.
Fakta itu berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 002.5/69/2021 yang ditandatangani Gubernur pada 21 Desember 2021.
Menurut Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek capaian itu didapat atas semangat Go Nyawiji Sesarengan Mbangun Wonogiri yang di dalamya ada kebersamaan, totalitas dan harmonisasi yang dilakukan semua pihak. Kerja bersama itu selayaknya sebuah orkestra yang dikonduktori kepala daerah.
“Banyak instrumen yang punya peran. hasilnya capaian penurunan stunting dari 24 persen menjadi tinggal 12,8 persen. Saat ini kita sudah punya peta yang jelas dimana 222 anak yang stunting, kita akan intervensi itu,” kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek
usai acara Rembuk Stunting Kabupaten Wonogiri di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Selasa (9/8/2022).
Bupati Jekek memastikan semua pihak siap mengentaskan stunting. Termasuk para kepala desa yang ingin daerahnya zero stunting.
Saat ini dilakukan pemetaan anak yang mengalami stunting sehingga penanganannya bisa lebih cepat dan tepat dilakukan.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek mengatakan berdasarkan datanya di tahun 2021, terdapat 4.917 anak bawah dua tahun (baduta) yang mengalami stunting. Intervensi telah dilakukan Pemkab Wonogiri terhadap ribuan anak itu.
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, jumlah ibu hamil di Kota Sukses pada awal 2022 sampai saat ini tercatat ada 7.325. Hingga Juli lalu, ada 3.763 ibu hamil yang sudah melahirkan. Data itu selalu diupdate.
“Yang dinyatakan stunting saat ini ada 222 orang,” kata Bupati Jekek.
222 anak yang stunting itu bakal diintervensi oleh Pemkab Wonogiri. Semua lini bakal nyawiji untuk mengentaskan stunting di Kota Sukses.
Sebaran kasus stunting di Wonogiri telah terpetakan. Mulai dari nama hingga alamatnya sudah dikantongi. Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) juga dipastikan siap melakukan intervensi.
“Itu nanti diintervensi, dikeroyok bareng oleh tim. Petanya sudah jelas jadi mudah intervensinya,” kata Bupati Jekek.
Berdasarkan data tersebut, pihaknya optimis pada 2024 nanti Wonogiri bakal zero stunting. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) juga siap bersama dengan program-program dan komitmen kolaborasi yang telah disepakati selurih pihak terkait.
Apalagi, ada aplikasi bernama Cinta Mutiara Keluarga yang telah disiapkan Pemkab Wonogiri yang bisa menskrining potensi yang bisa terjadi. Dari aplikasi itu juga bisa diketahui berapa jumlah ibu hamil yang memiliki risiko.
“Ibu hamil kan harus memeriksakan kondisinya, baik ke bidan atau puskesmas, ini kita bisa skrining. Setelah lahir kondisi bayinya apa. 100 persen dari (ibu hamil) risiko tinggi berapa persen yang normal, berapa persen yang kurang gizi, berapa persen yang stunting. Itu terdata,” papar Bupati Jekek.
Upaya pencegahan stunting juga dilakukan sejak dini. Bahkan saat masih calon pengantin, ada edukasi yang diberikan dalam pencegahan stunting. Termasuk saat masa ibu hamil hingga 1.000 hari kehidupan pertama anak.
Disinggung soal sebaran anak stunting, Jekek mengatakan lokasinya menyebar. Kecamatan Karangtengah dianggap sebagai kecamatan yang menonjol kasus stuntingnya. Karena itu, pihaknya berencana bakal melakukan peringatan hari anak di kecamatan tersebut untuk memberikan pahaman kepada masyarakat secara umum.
“Tadi kita sampaikan, stunting bukan representasi miskin. Ada yang orang tuanya guru anaknya stunting. Fakta di lapangan, ada keluarga yang secara ekonomi mampu tapi anaknya stunting,” ujar Jekek.
Selain itu, dilakukan kick off imunisasi anak dalam Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Bupati menerangkan goalnya adalah seluruh anak tervaksinasi lengkap. Dinamika di lapangan bakal ditindaklanjuti dengan kebijakan yang diambil. Aris Arianto